Labels

abang (1) abroad (3) Aceh (7) arca (7) Argopuro (1) budget (2) catper (11) curcol (1) family (2) friendship (5) hiking (3) indonesia (1) info (1) island (5) itinerary (1) jacob (6) Jawa Tengah (1) Jawa Timur (1) Jogja (1) Kepulauan Seribu (4) kuliner (1) lombok (2) love (5) moment (5) mountain (2) notes (27) on the road (1) Pallawa (1) Philippines (2) pictures (27) quote (3) religious (1) Rinjani (1) Semeru (1) song (2) soul (1) Sulawesi Selatan (2) thougt (1) trip (6) vietnam (7)

Monday, February 28, 2011

R I N J A N I, The Dreaming Mountain

Setelah sekian lama memendam keinginan untuk berkunjung di gunung yang cantik ini, akhirnya impiannku terwujud juga….

Pre-Rinjani

Tiket udah diissued dari November tahun lalu, tiket 0 rupiah dari AirAsia, 21.000 IDR per orang, enam orang oke bergabung.
Mendekati hari H, satu persatu dari enam orang berguguran, tinggal tiga cewek yang tetep siap untuk berangkat. Batal adalah alternatif terakhir jika yang berangkat hanya cewek-cewek, alhamdulillah akhirnya Riza jadi berangkat. Seminggu sebelum hari H barulah kepastian berangkat jadi positif.
Aku pun segera issued tiket pulang untuk semuanya, Mataram-Jakarta by LionAir.
Riza : 2 Agustus 2010, 0600 WITA, 660.700 IDR
Emma : 2 Agustus 2010, 0600 WITA, 700.300 IDR
Umi & Pipi : 4 Agustus 2010, 1620 WITA, 620.000 IDR

Telepon Mas Usman porter untuk membicarakan masalah logistik. Aku menyerahkan semua urusan belanja ke mereka, termasuk menu dan belanja buah. Untuk transportasi dari Lembar ke Sembalun, akhirnya kubatalkan karena terlalu mahal, nekad aja lah....
Telepon Kadek Sana untuk jemput kita dari Ngurah Rai dan ngantar ke Padang Bai.
Telepon Mas Supri untuk ngecek kondisi Rinjani, tidak boleh muncak dan tidak boleh nginep di danau!
Cari pinjeman motor untuk muter-muter Lombok, alhamdulillah banyak teman, jadi gampang aja...

So we’re ready to go!!

Selasa, 27 Juli 2010

Dari bangun pagi pas subuh, hujan turun dengan derasnya mengguyur Jakarta, padahal ada beberapa urusan yang belum selesai. Packing ngawur asal semua barang masuk aja, akhirnya berangkat juga ke bandara. Sampai di bandara, bagi-bagi barang dengan Emma biar gak terlalu berantakan ketika masuk bagasi. Riza datang kemudian. Pipi masih terkena macet, jadi akhirnya kami check in duluan, dan jelas harus bayar bagasi, :D. 90.000 IDR untuk pembelian bagasi di bandara (15kg), kalo lewat web menjadi 60.000 IDR.

Pesawat penuh banget dengan wajah-wajah yang sangat excited karena mau liburan, ketemu juga dengan Feli ama suaminya yang mau honeymoon lagi ke Bali. Feli agak tergoda juga untuk ikutan kita ke Lombok, tapi karena kita langsung ke Sembalun, dia gak mau.

Di pesawat gak bisa tidur ternyata, jadinya baca majalah dan ngobrol aja.

Sampai di Ngurah Rai, nyari Kadek Sana yang jemput kita pake Elf 12 seats. Emma pengen makan panas dan berkuah, jadinya kita makan di Jl. Raya Tuban, ada berbagai macam makanan dengan porsi yang ternyata aduhai banyaknya, kita mpe ketawa-ketawa lihat emma yang pesen dua macam makanan dengan porsi besar kewalahan ngabisin pesenannya.

Rabu, 28 Juli 2010

Pukul 0100 WITA kita berangkat dari Tuban menuju Padang Bai, sampai Padang Bai ternyata sudah ada kapal yang mau berangkat. Kapalnya masih baru, kosong dan dinginnya AC membuat kita semua langsung tertidur di kursi panjang itu. Ketakutan akan calo-calo yang ada di pelabuhan Lembar membuat kita gak berani untuk turun kapal ketika pagi itu pukul 0800, kapal merapat. Alhamdulillah dari obrolan dengan seorang sales, kita diajak barengan naek angkot. Dan akhirnya kita charter angkot tersebut untuk nganterin kita ke Sembalun.

Pukul 1200 kita sampailah kita di desa Sembalun nan cantik, penuh dengan bunga-bunga disepanjang jalan. Makan, packing ulang, akhirnya jam 1400 WITA kita berangkat.

Pos Sembalun – Pos 2 Sembalun, 1400 – 1800: 4 jam


Bener-bener jalur yang indah, banyak bunga dan savana rumput yang luas. Emma drop di hari pertama ini karena malam selasa sebelum berangkat dia gak tidur sama sekali. Akhirnya kita memutuskan untuk ngecamp di Pos 2, setelah makan dan ganti baju, kita semua bener-bener tertidur dengan nyenyak, membalas kekurangan tidur malam sebelumnya.

Pos 2 Sembalun dibangun di suatu lembah yang terlindungi oleh bukit-bukit dan terdapat sumber air yang bisa digunakan pendaki untuk menambah persediaan airnya. Jadi udara tidak terlalu dingin karena tidak ada angin yang melewati lokasi ini.
Sayang sekali sampah dimana-mana, menyedihkan dan tentu saja menyebalkan.

Kamis, 29 Juli 2010

Pagi ini kami bangun dengan kondisi yang lebih bugar. Obrolan pagi dan sarapan membuat kami lebih bersemangat untuk menghadapi rute hari ini. Pagi itu tim clean up datang untuk membersihkan jalur.

Sebelum tahun 2010, clean up jalur Rinjani diadakan tiap minggu. Ketika kontrak bersama pihak asing habis di akhir tahun 2009, pihak Taman Nasional Gunung Rinjani tidak memperpanjang kontrak lagi. Hal ini berakibat dengan menumpuknya sampah di berbagai lokasi di jalur Sembalun maupun Senaru.

Ada uang, ada barang!

Harga tiket masuk Taman Nasional Gunung Rinjani

Sebelum 2010 2010
Wisatawan Asing 150.000 25.000
Wisatawan Domestik 25.000 2.500

Dari uang tiket masuk, sudah dibagi-bagi posnya buat apa aja. Tapi uang tersebut sama sekali gak membuat desa menjadi maju, jadi ketika akhirnya harga tiket masuk turun, para porter dan penduduk desa diam saja, karena selama ini mereka gak menikmati dari uang tiket tersebut.

Jadi pihak Taman Nasional Gunung Rinjani mengadakan clean up jalur setahun sekali, dan jatuhnya tepat hari ini ketika kita berada di Pos 2 Sembalun, kamu akan ketemu mereka lagi sampai 3 hari kedepan.

Ada kabar menyebutkan bahwa akan ada kontrak untuk clean up lagi dari pihak asing dalam waktu dekat ini, sehingga Taman Nasional Gunung Rinjani akan bersih lagi dari sampah.

Pertanyaan-pertanyaan yang muter-muter di otak :
1. Kenapa sampah2 itu tidak dibawa turun lagi?
2. Haruskah pihak luar yang peduli dengan Taman Nasional Gunung Rinjani kita?
3. Bule-bule itu bisa tidak mengubur kotorannya sekaligus dengan tissuenya?

Pos 2 Sembalun – Plawangan Sembalun, 0845 – 1600: 5 jam 15 menit


Jalur yang indah, berbukit-bukit, kata Mas Usman ada 7 bukit, masih berusaha ngitung pas awal-awal, tapi akhirnya males, hahaha... gak habis-habis....

Cuaca masih tetap bersahabat dengan kami. Langit sangat cerah, biru, dengan kabut yang sesekali datang untuk membuat badan kami tidak kepanasan.

Hari ini semua sehat dan semua semangat, alhamdulillah....


Sampai di Plawangan Sembalun, seperti biasa kami kelaparan, hahahaha.... Jadi Mas Umar dan Mas Usman segera mengambil air dan memasak. Kami mendirikan tenda. Pembagian tugas yang dari awal sudah kutetapin, karena selama dijalan, porter berjalan bersama kami, jadi nyampe di camp pun bareng.

Sunset yang indah dengan pemandangan Segara Anak kami nikmati sore itu, tapi angin cukup kencang, jadi setelah puas berfoto-foto dan bercerita sambil minum teh di depan tenda, kami masuk tenda.


Pukul 1900 kami sudah siap tidur, karena besok paginya harus summit attack, jadi kami harus tidur cepat. Tapi akibatnya, tidak ada satupun dari kami yang tidur enak malam itu. Kebiasaan tidur malam di Jakarta membuat kami tidak bisa memejamkan mata.

Jumat, 30 Juli 2010

Akhirnya dinihari itu tiba. Riza keluar tenda untuk membangunkan Mas Usman dan Mas Umar, tapi dia kembali ke tenda tanpa membangunkan mereka, kasihan katanya.. jadilah kami menunggu mereka bangun dengan sendirinya, jam 3 pagi mereka bangun.. dan akhirnya pukul 0400 kami siap berangkat.

Plawangan Sembalun – Puncak Rinjani, 0400 – 0830: 4,5 jam

Semeru gak ada apa-apanya dengan jalur ke puncak Rinjani ini. Serem oiiiii..... Setiap langkah kakiku, yang kulihat hanya sepatu Riza... Jalan pelan-pelan, berusaha menyemangati Riza yang mulai stress dengan medan yang ada di depan mata, terjal dan panjang, dan jalanan berpasir..

Emma mulai berjalan sendirian meninggalkan kita karena Riza lamban sekali.... dan akhirnya Puncak Rinjani 3726 DPL, bahagianyaaaaaaaaaaa......


Foto-foto jelas lah, dengan langit biru, dan segara anak, gunung baru jari keliatan jelas, semua semangat untuk bernarsis ria di puncak yang lebarnya Cuma beberapa meter persegi ini. Gunung Tambora, Gunung Agung, semua keliatan jelas... Oh indahnya.....

Puncak Rinjani – Plawangan Sembalun, 1000 – 1200: 2 jam

Perjalanan turun lebih menakutkan bagiku yang takut akan ketinggian ini. Untung sudah menemukan cara yang membuatku bisa berjalan berdiri (tanpa ngesot) di ketinggian ini. Aku nempel di belakang Riza, jadi yang kulihat hanya kerilku yang dibawa Riza. Tetep penuh perjuangan karena kadang-kadang Riza terlalu cepat sehingga aku ketinggalan.
Tapi semuanya akhirnya berlalu, tebing-tebing mengerikan itu akhirnya bisa kulalui juga..


Setelah makan siang yang menunya membuatku kecewa, akhirnya kita memutuskan langsung turun ke Segara Anak dan ngecamp disana.

Plawangan Sembalun – Segara Anak, 1500 – 1900: 4 jam

Jalan dengan sangat hati-hati, karena kaki dan badan dalam keadaan capek setelah berjalan seharian. Turunan seakan tidak habis-habis. Dengan sabar Mas Usman dan Mas Umar menemani kami yang sangat lamban kali ini.

Radio kali ini beritanya adalah ditemukannya pendaki yang meninggal di sebelah batu itu, di jalanan itu. Anggota tubuh yang berantakan dan berita-berita yang membuat kami semakin berhati-hati dan semakin lamban dalam bergerak.
Dasar Mas Usman dan Mas Umar, bukannya membuat kami nyaman dan yakin bisa melewati turunan menyeramkan ini, malah membuat kami jadi tambah deg-degan.

Sampai di Segara Anak sudah gelap, segera kami mencari lokasi mendirikan tenda, dapat lokasi ternyata di sebelah bivak para porter yang sedang clean up. Kami mendirikan tenda, porter memasak. Setelah ganti baju, kami segera makan malam, dan langsung tidur. Keinginan malam itu untuk berendam air panas segera padam karena kami sangat capek hari ini dan sangat mengantuk. Langit cerah dan bintang bertaburan.

Sabtu, 31 Juli 2010


Pagi yang indah untuk bermalas-malasan. Berjalan-jalan sepanjang danau, melihat orang memancing, memandang gunung baru jari yang mengeluarkan sedikit asapnya...

Akhirnya keinginan untuk makan ikan segara anak terwujud juga. Dikasih oleh Pai, pemancing yang Cuma pengen mancing.

Setelah makan dan masih malas-malasan, akhirnya Mas Umar mengajak kami ke sumber air panas, dengan janji kalo kami tak boleh berendam, akan membuat kita lemas. Pemandangan kearah sumber air panas ternyata indah sekali, kami dengan semangat foto-foto disana-sini. Mas Umar dengan sabar menunggu.

Pertama, nyemplungin kaki… Akhirnya nyemplungin badan, hahaha….dan disinilah memory card emma yang ada di kantong celanaku terjebak batu, :(.. Terima kasih Mas Umar dan Mas Usman… kalian sangat baek….

Setelah puas berendam, kami segera balik ke tenda dan packing.

Segara Anak – Pos 3 Senaru, 1200 – 1600: 4 jam


Indahnya berjalan di sepanjang danau, dan lebih indah lagi tanjakan ke Plawangan Senaru. Dengan langit yang biru, Segara Anak terlihat sangat jelas setiap kali kami berhenti untuk istirahat. Dan tiap-tiap kali, aku membutuhkan bantuan dari teman-teman untuk menjagaku dari ketakutan akan ketinggian, terima kasih semuanya....

Berhenti sejenak menikmati pemandangan yang sangat menakjubkan di Plawangan Senaru, ternyata masih tersisa nanas... horeeee.....

Turun menuju Pos 3 Senaru membutuhkan sedikit tenaga, karena aku sama Emma pake pantat, hahaha.... dan setelah melewati turunan, akhirnya jalan datar diantara taman yang indah, sayang dikotori oleh tissue disana-sini.

Pos 3 Senaru, akhirnya.... kali ini para cowok (porter dan Riza) yang mendirikan tenda kami, kami cewek-cewek tetep duduk-duduk di pendopo yang ada, hehehe.... Setelah tenda berdiri, ganti baju, sangat malas buat kami keluar tenda karena dinginnya malam. Malam terakhir, harus dinikmati kata Riza yang katanya sedang memandang bintang... Yang penting enak sekali pancake pisang bikinan Mas Usman dan Mas Umar!

Setelah kami semua makan, kami langsung masuk tenda dan menikmati malam terakhir dengan pijit-pijitan, hahaha.... akhirnya Mas Umar dan Mas Usman ikutan masuk tenda dan memijit kami semua. Dengan teriakan yang tertahan oleh sleepingbag/jaket yang kami gigit, sempurnalah malam itu... :D

Minggu, 1 Agustus 2010

Pagi ini kami bener-bener santai, menikmati pagi, hari terakhir kami di Rinjani, memandang monyet-monyet yang sangat banyak di pohon, melihat tingkah bule-bule yang ada... Kami satu-satunya tamu Indonesia yang di Pos 3 Senaru waktu itu...

Pos 3 Senaru – Rinjani Trekking Centre Senaru, 0900 – 1330: 4,5 jam


Perjalanan kali ini semua merasa dalam kondisi fit. Mungkin karena sudah dipijat malam sebelumnya. Aku senang Pipi bisa berlari waktu turun, jadi perjalanan menjadi agak cepat. Dengan semangat akan ketemu minuman dingin di gerbang Senaru, kami mulai berlari turun. Bekal nasi sudah kami kurangi waktu di Pos Extra, jadi kami agak lebih punya tenaga lagi untuk berlari.

Senangnya kami ketika sampai di Gerbang Senaru, setelah menikmati minuman dingin, kami berjalan lagi menuju RTC Senaru. Begitu sampai, aku langsung mencari mobil charteran mobil untuk ke Mataram.

Di Senaru inilah kami berpisah dengan porter-porter kami, Mas Umar dan Mas Usman. Terima kasih buat segalanya ya Mas....

Ucapan terima kasih kami tujukan untuk :
Allah, Yang Maha Segalanya... yang memberikan kami kesehatan dan birunya langit selama perjalanan ini....

1. Orang tua kami, dengan doanya..dan seluruh keluarga
2. Mas Umar dan Mas Usman, porter kami
3. Indonesia Bertindak
4. Indonesia Raya
5. ..dan teman-teman kami yang selalu mendoakan kami.

Kontak :
1. Mobil di Bali, Bandara Ngurah Rai – Pelabuhan Padang Bai
Kadek Sana, 0811399986, 300.000 IDR, ELF 12 seats
2. Charter dari Pelabuhan Lembar – Sembalun
Pak Uri, 081907039917 , 400.000 IDR, CARRY 6 seats
3. Porter, 100.000 IDR/hari, nganterin ke Puncak extra 100.000 IDR/porter
Sembalun, Mas Umar dan Mas Usman (kakak beradik), 081916319602
4. Rinjani Trekking Centre Sembalun
Mas Supri, 081805725754
5. Mobil di Lombok, Senaru – Mataram
Ferry, 081805777177, AVANZA, 300.000 IDR

Budget kami per orang 915.000 IDR, sudah termasuk :
1. Makan tengah malam di Tuban
2. Bandara Ngurah Rai – Pelabuhan Padang Bai
3. Kapal Ferry @31.000 IDR
4. Pelabuhan Lembar – Sembalun
5. Makan siang di Sembalun
6. Logistik total 700.000 buat berenam selama 5 hari, dibelanjain porter
7. Biaya porter : Mas Umar 500.000, Mas Usman 600.000, transport mereka 100.000
8. Senaru – Mataram
9. Makan malam Ayam Taliwang di Mataram
10. Taksi Mataram-Senggigi-Mataram-Hotel

Budget tidak termasuk :
1. Tiket Pesawat PP
2. Airport tax
3. Bagasi pesawat
4. Hotel Viktor 1 di Cakranegara, @80.000 IDR per room
5. Taksi ke bandara
6. Oleh-oleh

Menu di Rinjani :
Rabu malam : nasi, pecel kol dan wortel, telur ceplok, pisang goreng
Kamis pagi : nasi goreng
Kamis sore : nasi, sup, telur rebus
Jumat dinihari : nasi, oseng kol + suwir ayam
Jumat siang : nasi, mie rebus, pisang goreng
Jumat malam : nasi, sup, ayam goreng
Sabtu pagi : nasi, kornet goreng, ikan goreng, sambal
Sabtu malam : nasi, sop, telur rebus, pancake pisang
Minggu pagi : nasi, mie rebus plus sosis
Minggu siang : nasi goreng
Buah : nanas, apel, jeruk, pisang

CAST : UMI, PIPI, EMMA, RIZA

2 comments:

  1. bang.. bisa minta kontak nya pak umar atau pak usman yg masih aktif

    ReplyDelete
  2. bang.. bisa minta kontak nya pak umar atau pak usman yg masih aktif

    ReplyDelete