Labels

abang (1) abroad (3) Aceh (7) arca (7) Argopuro (1) budget (2) catper (11) curcol (1) family (2) friendship (5) hiking (3) indonesia (1) info (1) island (5) itinerary (1) jacob (6) Jawa Tengah (1) Jawa Timur (1) Jogja (1) Kepulauan Seribu (4) kuliner (1) lombok (2) love (5) moment (5) mountain (2) notes (27) on the road (1) Pallawa (1) Philippines (2) pictures (27) quote (3) religious (1) Rinjani (1) Semeru (1) song (2) soul (1) Sulawesi Selatan (2) thougt (1) trip (6) vietnam (7)

Monday, December 19, 2011

a baby

Kemaren aku berkunjung ke rumah sahabatku yang pernah kutebengin, Fanny.. Dia habis melahirkan, dan ada Argit adiknya yang lagi berkunjung ke Jakarta bersama anak dan Papa Romeo...

Melihat mereka menggendong anak-anaknya, tanpa sadar aku mengelus-elus perutku dan berdoa 'Semoga giliranku berikutnya Ya Allah...'

*curhatan

Mimi's Kitchen

I have a dream, a place, a country..

Solo Traveler

Akhirnya aku memutuskan pergi sendirian, walaupun awalnya barengan, melanjutkan perjalanan seorang diri ternyata membuatku sangat bersemangat, apalagi aku lagi bosan mendengar kalimat : 'terserah lu deh mi...'

Setelah 4 hari sendirian di negeri orang, ini kesimpulanku soal ngetrip sendirian...

Enaknya :
1. apapun suka2 kita, mpe gw jadi setrikaan di Saigon gara2 di otak mikirnya loncat2..
2. kalo gak lapar, ya gak usah makan, gak ada yang ngeributin untuk minta makan...
3. lebih mudah berteman dengan solo traveler yang lain.
4. gak mikirin kebutuhan orang lain, :p

Gak enaknya :
1. Gak bisa ngalamun sendirian dimana2, ini yang paling gak enak buat gw, karena gw suka banget ngalamun di suatu tempat yang dan menyenangkan.. lagi ngalamun di Citadel, didatengin dua cewek yang ngaku mahasiswa kedokteran dan minta sumbangan.. lagi ngalamun di Hoam Kiem Lake Hanoi, didatangin penjual marijuana... lagi ngalamun di Museum of Literature, didatengin cewek2 lokal yang minta foto bareng (gw berasa artis, wkwkwkw)
2. Kalo mau hemat harus ngambil dormitory, gak enaknya gak bisa berisik pagi-pagi (gw mengendap2 keluar kamar tiap pagi), gak bisa naruh barang sembarangan...
3. Gak ada yang bisa dititipin barang kalo mau ke kamar mandi pas di bandara (kek penting banget ya, hahaha)
4. Gak ada yang bisa diutangin
5. Gak ada yang bisa diajak sharing bagasi, :p
6. Gak bisa ngrumpiin orang lokal pake bahasa indonesia!

Ah, ternyata banyak gak enaknya ya.... hahahaha....

.. dan kesimpulan gw, berdua aja ah kalo ngetrip, keknya itu yang ideal, apalagi kalo berdua ama suami, ideal banget dah!

a friendship

Hidup sendirian di kota Jakarta ini, membuat teman menjadi salah satu hal yang penting untuk tetep menjadi waras dan tidak kesepian.

Banyak sekali tipe teman di Jakarta ini, tinggal milih aja, pengen menjadi anak gaul atau pengen cari temen tipe yang lain, semua ada, tinggal masuk ke lingkungan dan komunitas yang sesuai.

Kadang kita akan menemukan teman sejati, yang bisa berbagi suka dan duka, yang bisa dua arah dalam berteman dan bisa membuat hari lebih berwarna.

Tentu saja, menemukan teman yang bisa 'take and give' sangat susah... sangat susah...

Akhirnya, berteman sajalah.. kalo memang bisa saling memanfaatkan itu lebih baik, daripada cuma dimanfaatkan... :p

Enjoy your day with your friends!

Friday, December 16, 2011

Mau murah? Jangan berharap banyak!

Trip Halong Bay 1 Hari yang kupilih bareng Neomi adalah trip yang paling murah, harganya cuma 19$US, ditulis 'no seafood'...

Harga yang standard adalah 28$US dengan menu seafood.

Waktu makan siang, yang datang adalah ini, untuk ENAM ORANG KELAPARAN :

Postcard from Hanoi

Neomi & Me

Maybe this was one called 'destiny'. I met Neomi on the SinhTourist office at Hue, we would have our journey to Hanoi by sleeper bus. We talked not much at that time, but the time we arrived Hanoi (13hours), we've been friends...

The bus was stopped in the street that we all 'the backpackers group' didn't have any idea, the name of the street didn't exist on Old Quarter Map.. One of us finnaly found the right map, and the we just walked together to the old quarter.

Neomi and Me were still together until Neomi chose one of the hotel at Hang Bac Street.

I continued my walk to Hanoi Backpackers Hostel.

After one longday, I wanted to eat at KFC before I watched the Water Puppet Show, and there she was.. also in KFC.

We talked about our walking around that day, and then we figured that we looked for the samething, the cheapest tour to Halong Bay for oneday.

I already went to SinhTourist Office (the real one), we compared the price, then we decided to go together, Neomi signed the trip for me through her hotel.

And here we are... we're happy to spend all day together, and laughing together..

Bahasa

It was days that I didn't use bahasa... So one word of bahasa made me wanna see who's talking.. and there they were, five Indonesian (etnic China) from Jembatan Lima.. and we were in the same boat to Halong Bay...

There were four of old ladies and one younger woman that companied them. The young woman, Yunita, was very happy to see me, she then asked a lot about my journey.. and I was rather felt gulty to Neomi, the frances girl that be my travel mate.

Sorry that I've hurt you..

The tittle was the opening sentences of a man that sit beside me on the airport, one moment of my solo traveling.

I was curious, so I looked at them, a man and a woman, maybe a couple...

Then the man continued :

I didn't mean to say that... (the woman was still quite)
.. that we're just playing around and have fun together, sorry...

.. and then, the silent moment came.. and I knew I had to go...

Friday, November 25, 2011

The Sweetest Day

Today is my birthday... Like usual day in my life..

The special is now I live back at my parents'home, so I was woken up by Lala and Sulthan, my lovely kids!

And now, it's already midnite, and tomorrow is another special day, for someone that I'd ever loved...

I will be happy to see your smile tomorrow..

Goodbye Arca, and be tough Birthday Girl!!

Wednesday, November 23, 2011

Kado Unik untuk Sahabat

Sahabat menikah? Kayaknya gak mungkin ngasih duit gitu aja, gak bakalan berkesan, jadi pasti muter otak untuk nyari hadiah istimewa. Kalau sahabat pas sekolah atau kuliah, pilihan kadonya lebih banyak, tapi akhir-akhir lebih sering jalan ama sahabat-sahabat yang sering traveling bareng, ini yang bikin pusing.

Setelah browsing, ngobrol, akhirnya kita menemukan daftar kado-kado istimewa untuk sahabat traveling :

1. Tenda
Sudah dua teman yang dikasih tenda, dan gak tahu kenapa, sampai sekarang mereka belum pernah pakai tenda yang kita kasih, padahal satunya sampai sudah punya anak umur hampir satu tahun, dan satunya sekarang istrinya sudah hamil. Waktu kita ngasih, pintu tenda sudah kita coret-coret dengan tandatangan dan nama dari semuanya.
Foto : https://www.facebook.com/masopang



2. Hammock
Kado ini sangat berguna, kata temen saya, dia pakai untuk nidurin anaknya.
Foto : https://www.facebook.com/bonjowvy.jo




3. Koper
Nah, akhirnya kita nemu ide terbaru, ngasih koper hardcase dan waktu ngasih kopernya kita coret dalamnya pakai nama-nama kita, dan diluarnya kita tulis ucapannya (tulisannya diatas plastik pembungkus yang nempel ke koper, jadi kalo plastiknya dihilangin, otomatis tulisannya hilang dan kopernya bersih kembali).
Foto : https://www.facebook.com/pengelanasejauhasa


Jadi, apakah anda terinspirasi?

Friday, November 18, 2011

Berantem dengan Calo Kapal

Aku gak bisa bayangin kalo pagi itu aku akan menjadi pemain sinetron kepagian.

Pukul 05.30 pagi WITA (masih setengah lima pagi di Jakarta booo), aku sudah berdiri di pantai yang indah dengan pasirnya yang halus seperti bedak bayi, apesnya : dikelilingi calo-calo kapal!

Kejadian ini bermula dari telpon malam sebelumnya :

Calo kapal (CK=yang kupikir si empunya kapal) :
Umi, kapal hitam yang dipesan besok pagi cuma bisa dipakai sampai jam10pagi saja!

Aku : Apa pak? Lho saya kan pesennya untuk snorkeling seharian!
CK : Gak bisa, jam sepuluh sudah pasang, jadi kapalnya dipake untuk narik banana boat!
Aku : APAAAAAA!!!!!!!!!!!! Gak bisa dong pak, bapak sudah janji!

*setelah banyak perdebatan akhirnya disepakati ketemu di pantai jam 06.00!

Karena pagi itu ada peserta yang pulang duluan, dia menelponku jam 05.15 WITA (cakep banget, secara baru tidur jam 02.00), akhirnya aku keluar kamar, nganterin dia cari mobil dan karena udah di pantai sekalian lah kucari si bapak kapal yang kukira empunya kapal.

Setelah ketemu terjadilah perdebatan, tentu saja aku gak mau, akhirnya dia ngasih aku kapal kayu yang ada ditengah laut saat itu (karena laut lagi surut), tapi dia bilang tetep cuma mau nganterin maksimal 3 jam saja untuk snorkeling.

Dengan kepala panas, akhirnya aku mondar-mandir di pantai, ngobrol ama bapak tukang kapal yang lain ( yang ternyata calo juga), akhirnya dia ngasih opsi pake kapalnya dia (padahal kapal orang lain) dan bisa kupakai sampai sore.

Untuk menghindari keributan aku bilang, mau ngobrol dulu dengan si bapak sebelumnya.

Kupanggil si Bapak yang lagi ditengah laut, eee pasti lagi menyampaikan keinginanku untuk pakai kapal yang lain saja, tiba-tiba semua tukang kapal ngerubungin aku.

Dengan kostum baju tidur dan dikerubuti tukang kapal yang ngomongnya pada nyinyir bilang aku menyalahi janjilah segala macem, tak membuatku jadi mengkeret, dengan kemampuanku sangat cepat beradaptasi dengan logat setempat, aku ngomel-ngomel panjang gak terima. Dan karena dah mulai kenal dengan beberapa tukang kapal, aku bisa langsung ngomong ke mereka betapa sangat kecewanya aku dengan perlakuan dari mereka.

Omelan merepet panjang dariku sepertinya menciutkan calo-calo kapal itu. Akhirnya si bapak yang pertama membiarkan aku make kapal dari si bapak calo yang kedua, hahaha...

Bira, 30 Oktober 2011

Tuesday, October 4, 2011

Pilot Project : Bingkai Nusantara

Laporan Kegiatan ‘Pilot Project : Bingkai Nusantara - Foto Keluarga’

Jumat, 25 Maret 2011

Thanks to Firman yang udah ngambilin mobil ke Pondok Gede dan jemput aku dengan seabrek barangku ke rumah.

22.30 Semua sudah kumpul (aku, Bolang, Budi, Hanum, Eep), perbekalan sudah siap, meluncur menjemput Sem ke Plaza Indonesia masih dengan Firman dan Hamok menemani. Isi solar, ke Pancoran nurunin Firman dan Hamok, langsung meluncur ke Gadog, ketemuan lagi ma mobil Kru SCTV (Alya, Mas Agus, Pak Rajid) yang tadi dari Superindo langsung ke Gadog. Mampir makan popercis (tulisan paling salah) dan langsung meluncur.

Sabtu, 26 Maret 2011

04.00 Merasa kesasar, jadi berhenti aja nunggu subuh dan tidur. Bolang tidur di pos ronda, kita berlima tetep gak keluar mobil. Tetep, hujan masih menemani perjalanan kita. Setelah beberapa saat tertidur, adzan subuh berkumandang, Pak Rajid, sopir mobil kru SCTV akhirnya memutuskan duluan karena udah nanya arah yang bener ke Gunung Padang. Mobil kita menyusul beberapa saat kemudian, eee ternyata akhirnya ketemu lagi sama-sama kesasar, hahaha...

06.30 Finnaly nyampe di parkiran Situs Gunung Padang, masih tetep hujan. Ngopi, ngeteh, di warung dan rumah juru kunci Situs Gunung Padang, Pak Yuda. Akhirnya setelah ngobrol dengan beliau, kuputuskan untuk langsung ke rumah Ketua RT. Ditemani Pak Yuda, aku dan Eep (satu-satunya yang bisa basa Sunda, yang laen orang Jawa, hahaha), ke ruman Pak Encep, Ketua RT. Ternyata si bapak sudah ke ladang, jadi harus di susul. Ngobrol-ngobrol, jumlah KK di Kampung Gunung Padang adalah 50 keluarga, jadi aku memutuskan untuk memotret semua keluarga.

Begitu melihat ada sekolah, aku langsung memutuskan sekolah tersebut untuk menjadi lokasi pemotretan. Langsung menuju rumah kepala sekolahnya, dalam perjalanan terungkap kalo si Ibu Kepala Sekolah rumahnya di kampung sebelah. Jadilah kita puter balik.

Lokasi kedua, rumah Bapak Solihin yang digunakan untuk tempat mengaji anak-anak tiap sore. Dengan tinggi dinding Cuma dua meter akhirnya aku putusin disini saja kalo memang adanya lokasi ini. Minta ijin ke Pak Solihin, dan beliau ok.

Pak Yuda menawarkan rumah kosong untuk kami, dan aku yang memang udah gak bersemangat nenda karena dari Jakarta sampai saat ini pun masih saja hujan, meminta untuk melihat rumah kosong tersebut. Voila! It’s perfect pink house for us! Bahkan bisa untuk lokasi dibikin 5 studio didalam rumah. Yang punya rumah suami istri lagi jadi TKI.

Langsung pindahan, masak dengan menu sayur asem, tempe goreng, dan ikan asin, makan, tidur, dan hujan masih saja belum berhenti.

Sudah janjian ama Pak Encep untuk keliling kampung jam1 siang, akhirnya ketika hujan mereda jam3 sore, kita bergerak. Terima kasih teman-teman, udah membatalkan ke Situs sore itu setelah melihatku yang dengan muka memelas bertanya ’jadi gak ada yang nemenin aku untuk keliling 50 rumah ama Pak Encep?’.

Berlima kecuali Bolang yang tidur nyenyak, kita bagi dua tim, aku sama Hanum dan Pak Encep ke kampung yang sebelah atas, Budi&Eep&Sem&Mas Yadi ke kampung yang sebelah bawah. Gerimis masih tetap menemani.

Reporter SCTV, Alya, kepleset dan tangannya kekilir ketika mengikuti timku, jadilah dia harus ke Tukang Urut.

Ternyata kampung Gunung Padang ini indah sekali, dan ada 9 KK yang tinggal di atas bukit. Dua tim ternyata sama-sama menuju kesana, dan tim cowok sampai sana duluan, aku tidak menyesal mereka duluan walaupun untuk naek bukit aku harus copot sendal, karena sandal jepitku licin sekali.

Sampai ’The Pink House’ lagi ternyata udah hampir jam5 sore,semua kecapekan dan kelaparan.

Oya ada kejadian lucu siangnya, pas kita semua lagi istirahat, baca buku, tidur, dengerin suara hujan sambil melamun, tiba-tiba ada yang teriak2 depan rumah...

’AYAAAAAAM, AYAAAAAAM neeeeeeeng....’

Kaget aku, akhirnya keluar, si Abah Dadi bawa ayam kampung masih hidup, dia jual ayamnya... aku berpikir kalo ayamnya gak kubeli keknya bakal kesini lagi deh bawa yang laen, hahaha... takutnya entar lama-lama jual kerbau... ya sudah kubei aja ayamnya, hahhaa, minta dipotongin dan dibersihin sekalian.

Karena kita semua kelaparan pulang dari keliling kampung, tiba2 semua siap sedia untuk memasak... aku langsung memasak ayam kampung di atas tungku api, biar cepat karena semua kelaparan, bahkan Sem yang menemaniku masak di depan api dan asap, sebentar menusuk2 ayam untuk ngecek apakah sudah empuk atau belum, hahaha... setelah ayam ungkep mateng, masak oseng-oseng pare, yummy!

Menu makan malam orang kelaparan ala pondok, alias makan bareng pake alas daun pisang : nasi, ayam kampung goreng, oseng-oseng pare, tahu goreng, telur dadar!

Begitu selesai makan, cowok-cowok mandi ke kamar mandi yang didekat parkiran Situs. Aku dan Hanum membersihkan area makan, mengepel semua yang berminyak, mencuci piring, mandi, dan akhirnya capeeeeeeeekkkkkkkkk sekali....

20.00 Semua sudah rapi, tempat untuk tidur udah siap. Anak-anak mengeluarkan kameranya untuk tes foto, jadilah kita semua narsis aneh-aneh, hahaha....

20.30 Kita udah rapi berjajar tidur, dan Mas Agus sang Kameramen menyelesaikan tugas terakhirnya malam itu, Selamat Tidur semuaaaaa!!!!

*sebelum tidur baca sms dari Firman, bahwa cuma dia ama Hamok yang bisa berangkat, di sms-nya masih bimbang apakah berangkat atau tidak. Aku, yang sudah kecapekan sekali, merasa tambah capek, tambah stress,:(... Hamok nelpon dan ngasih tahu kalo mereka tetep berangkat berdua pake mobil Firman, thx guys!

Minggu, 27 Maret 2011

03.30 Sem bangunin aku, ’Umi ada telpon dari Hamok di Hpmu’, hahaha gw kagak denger, makasih Sem... Bangunlah kita semua karena Firman, Hamok, dan Awi datang.. Aku masak air panas buat bikin teh, dan Bolang yang kelaparan bikin pisang goreng! Hahahha....

Tidur lagi setelahnya...

06.15 Memaksa badan untuk bangun karena harus siap untuk menerima warga datang di Jam 7 Pagi! Dan aku harus bikinin anak2 sarapan sebelumnya, bikin roti telur buru2, ternyata sarapan belum siap, udah ada yang datang... jadi semua makan ketika pas sepi....

Pembagian kerja :
1. Umi : penerima tamu
2. Sem : pengarah gaya
3. Bolang, Eep, Hanum, Hamok : Fotografer
4. Budi : dokumentasi kegiatan
5. Firman : mem-videokan kegiatan
6. Awi : siap membantu

Sesi pemotretan dari 50 KK sudah dibagi menjadi dua sesi, yaitu jam 07.00 dan 08.00, jadi warga datang sesuai undangan yang kami berikan ketika keliling kampung.

Dari 50 KK, yang ada di rumhah 38 KK (ada yang tinggal di Bandung, Cianjur, dan ada yang jadi TKI), 29 KK yang datang, Alhamdulillah....

Menyenangkan sekali, tanpa ada tanggapan negatif dan sinis dari mereka, aku sangat terharu ketika kakek2 dan nenek2 yang sudah tua sekali, datang dengan nafas yang tersengal-sengal... (saat menulis ini, air mataku jadi menetes)

Dan aku juga sangat senang dengan tim yang ’maaf’ kupilih sendiri berdasar pemilihan karakter individu tertentu.

Pemotretan selesai, lapar sekali! Hahaha.... Aku masak nasi goreng, dan Alya bikin martabak mie... jadilah makan nasi goreng dengan alas daun pisang sebagai syukuran acara sudah terlaksana.

Setelah makan, kita semua dengan semangat langsung menuju Situs Gunung Padang, situs megalitikum terbesar se-Asia Tenggara. Alhamdulillah, Allah Maha Besar. Setelah semua niat baik terlaksana, Allah memberi hadiah langit biru dan angin segar, sangat menyenangkan setelah hari sebelumnya hujan dan hujan.

Sesi narsis dimulai, hahaha....

13.30 Kita meninggalkan Kampung Gunung Padang dengan segudang cerita... dan kalian sekarang membacanya....

Untuk berenam : kita masing2 saweran 175.000 (aku selalu berusaha menekan semua pengeluaran)

19.30 Carrefoor MT Haryono
22.15 Pondok Gede balikin mobil Panther Touring ke Mbak Dwi
23.15 Finnaly home dengan taksi Express….

Ucapan terima kasih :
1. Firman, yang udah ngambilin mobil, dan nganterin lagi… ngantuk2 kita tetep semangat ya Man…
2. Bolang, Budi, Hanum, Eep, Sem, yang selalu siap membantuku kapan saja, sampai kru SCTV gak percaya kalo aku satu2nya pengurus yang ada, :D
3. Hamok dan Awi yang udah nemenin Firman.
4. Adit an Insula atas bantuan buat buat sewa mobil, sangat berarti.
5. Ipul dan Opang yang selalu mengecek kondisiku, :D
6. dan semuanya yang udah mendoakan, proyek ini layak untuk diteruskan!!!

Friday, September 30, 2011

Goodbye

Goodbye My Jacob!

Your message was very shocking for me...

I love you, be happy...

Sunday, June 19, 2011

Tawa karena Sobek

Sobek adalah nama temannya adekku, dia adalah pemilik Angkringan Ramingkem di Kotabaru Jogja yang notabene lokasinya sangat berdekatan dengan Restoran Raminten yang terkenal itu.

Entah mengapa malam ini tawa kami berderai mendengar penuturan salah seorang adekku tentang Sobek ini. Banyak cerita lucu, dan ah sebaiknya buat kami-kami saja, :D

Aku sangat tidak kesepian...

Saturday, June 18, 2011

Indonesia National Holiday 2012

Tahun Baru Masehi
International New Year’s Day
Sunday, 1 January 2012

Tahun Baru Imlek
Lunar / Chinese New Year – 1st day of 1st month of lunar calendar
Monday, 23 January 2012

Maulid Nabi Muhammad SAW
Mawlid / Mouloud (Birth of the Prophet) – Birthday of the Islamic Prophet Muhammad, falls on 12th of Rabi’-ul-Awwal of Islamic Calendar
Saturday, 4 February 2012

Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka)
Bali New Year – Balinese “Day of Silence” that falls on Bali’s Lunar New Year. Nyepi is primarily a Hindu holiday
Friday, 23 March 2012

Wafat Isa Al-Masih (Jumat Agung)
Good Friday – Date varies; this is the Friday before Easter Monday, which is the first Monday after the first Paschal Full Moon following the official vernal equinox.
Friday, 6 April 2012

Hari Raya Waisak
Vesak Day – Buddha’s Birthday, usually is celebrated on the first full moon day in the month of May
Sunday, 6 May 2012

Kenaikan Isa Al-Masih
Ascension Day
Thursday, 17 May 2012

Lailat al Miraj
Ascension of the Prophet
Saturday, 16 June 2012

Hari Proklamasi Kemerdekaan R.I.
Indonesian National Day – Celebrating the country’s proclamation of independence in year 1945
Friday, 17 August 2012

Hari Raya Idul Fitri / Lebaran
Eid al-Fitr – End of Ramadan. Symbolize winning from the evil after 1 month of fasting.
Sunday, 19 August 2012

Hari Raya Idul Adha / Hari Raya Haji
Eid al-Adha Feast of the Sacrifice / Kurban
Friday, 26 October 2012

Tahun Baru 1433 Hijriyah
Al-Hijra Islamic New Year according to Islamic calendar, falls on 1st of Muharram
Thursday, 15 November 2012

Hari Raya Natal
Christmas Day
Tuesday, 25 December 2012

Salsabilla Dean Putri

Saladin Alfatih

Fayakun Alfaris

Sulthan Firmansyah Dean Putra


Thursday, June 16, 2011

Berbagi Ketika Traveling

Sebagai backpacker sejati yang selalu ingin traveling dengan budget yang seminimal mungkin (tapi nyaman), kadang kita juga akan melihat sisi sosial yang akan menumbuhkan jiwa yang mengikhlaskan sebagian rejeki kita untuk orang lain.

Contoh kasus :
1. beli souvenir tanpa nawar kepada nenek2 yang jualan, karena harganya masih masuk akal
2. naek bentor atau ojek tanpa nawar, karena harganya masih masuk budget
3. memberi tips lebih karena service memuaskan, dll

Jadi aku sangat kaget ketika guide-ku di Rinjani menelpon dan bercerita tentang temanku yang memotong uang harian dia sebagai guide untuk uang makan, sehari tiga kali...

Aku sangat kecewa, tak kusangka temenku itu begitu.

Dia yang :
1. gayanya selangit di ibukota
2. ngetrip selalu dengan gank highclass
3. baik secara material kepada temenku yang laen, setahuku temenku yang laen itu kaya padahal
dll yang notabene tak bisa diduga kalau 'perlakuan'nya kepada orang yang 'kurang' begitu...

Sejak saat itu, tiap ada yang komen atau minta cp guide rinjani, aku selalu bilang, uang makan jangan diitung ya, dan kalau ada tolong kasih uang ojek mereka untuk pulang..
Lega sekali bisa bilang itu ke setiap teman yang butuh mereka.

Dan alhamdulillah, kejadian tersebut tidak terulang lagi, karena setiap porter dan semua CP Rinjaniku lagi nemenin teman-temanku, mereka akan menelponku : porter, angkot, mobil...

Nikmatnya, walaupun yang kulakukan hanya menulis nmr telpon mereka dimana-mana, tapi senang sekali ketika mereka menelpon dengan gembira bilang 'lagi bawa temen umi ni!'.

Berusaha Sangat Keras a.k.a Trying So Hard

Aku tidak tahu..
Kenapa aku berusaha keras sekali
Untuk diterima dan diakui
Untuk dihargai dan dihormati

Mungkin karena aku hanya manusia biasa...

Dan akhirnya aku menyadari
Sebaiknya aku menjadi berguna
Untuk keluargaku dan lingkunganku
Dan tentu saja untuk diriku sendiri

Karena lebih baik memberi daripada menerima...
Walaupun keinginan untuk menerima selalu ada
Tapi aku harus berusaha untuk bisa selalu memberi

Tuhan, aminkanlah permohonanku....

*edisi berusaha menghilangkan sedikit demi sedikit penyakit hati yang selalu ada pada semua makhluk ciptaan Tuhan

Teman Trip


Selama ini tiap mau trip, selalu aku yang mengajak. Aku akan membuat email2an yang isinya mengundang dengan list email yang sudah kupikirkan... bahkan sudah kupikirkan ketika membuat tanggal trip itu, oh si ini tanggal ini lagi kesono, si ono lagi kesini, jadi otomatis nama-nama itu gak kumasukin list email, padahal biasanya ada dan kuajakin...

Ada lagi nama-nama yang aku selalu ingin ajak, tapi selalu kelupaan ngajak, sampai nanti akhirnya ada temen yang nanya 'si ini boleh kuajak?'...

Buatku, teman trip sangat penting, bahkan aku pernah nulis kriteria teman yang bakalan kuajakin ngetrip, dan saat ini aku ingin memulai dari NOL, mencari lagi temen trip yang laen, berharapnya temen trip seumur hidup, uhuy!

Pre S E M E R U


Semeru oh Semeru

Setelah sekian lama, akhirnya aku menulis tentang Semeru…. Apa yang kurasakan saat itu ketika naek Semeru...
Ketika pulang dari Semeru, aku tidak merasa ’ingin’ menulis tentang Semeru, karena kenanganku akan Semeru tidak membuat tanganku gatal untuk mencurahkan apa yang kulihat, kurasakan waktu itu....

Saat ini mungkin lebih tepat... ketika aku bisa berpikir netral tentang Semeru...

Sebenernya Semeru bukan merupakan salah satu gunung yang ingin kudaki, Cuma dua saja yang ingin kudaki untuk terahkhir kali : Rinjani dan Argopuro.

Ide naek Semeru tercetus ketika aku harus memenuhi janjiku untuk menemani Pipi ke Bromo (arek Jember sing gak pernah neng Bromo)... aku berpikir, kenapa Cuma ke Bromo aja... akhirnya pasang kuping kiri kanan, ternyata ada rombongan yang ke Semeru, dan sebagian besar orangnya kukenal...Oke, bergabunglah kita....

Hari itu, hari yang sangat kuingat dalam hidupku....

Pagi-pagi dengan mobil sewaan, kita semua berangkat sekeluarga memulai rutinitas silaturahmi keluarga kami kalo lebaran...
dari Jogja menuju Klaten, ke Mbah Gito, mbah yang dulunya punya sawah di depan rumah kami di Klaten, jadinya aku dan Anthon suka naek kerbau ketika Mbah Gito membajak sawah....
Setelah itu ke Boyolali, ke Mbah Karang (aku selalu lupa namanya, Karang adalah nama desa tempat simbah tinggal)... Mbah Karang adalah orangtua dari Mas Nasir, anak angkat bapakku....
Perjalanan lanjut ke Purwodadi, kampung halaman orang tuaku... karena simbah dari Bapak sudah tidak ada semua, maka kami sekarang Cuma bermalam di simbah Buke saja... Sampai sana sekitar ashar, aku segera mengeluarkan tas raksasaku (kata sepupu2ku) alias keril, dan mulai mandi, makan, dan siap2.... ngobrol2 dengan semua saudara kulakukan dengan tergesa2....

Lek Mis (tante dalam bahasa Indonesia), sedang hamil tua dan akan melahirkan... Lek-ku ini tinggal bersama kami di Jogja dengan anaknya yang paling kecil, pulang sebelum puasa untuk menikmati bulan Ramadhan di kampungnya... Sebelum aku berangkat ke kota dianter sepupuku, aku mampir dulu ke rumahnya untuk minta maaf dan pamitan, karena Lek Mis udah gak bisa jalan, jadi gak bisa ke rumah simbahku... cerita sedikit, dikasih wejangan standard (soal jodoh, :D), akhirnya aku berangkat ke kota yang berjarak sekitar 20km dari rumah simbahku untuk naek bis ke Solo...

SMS 1 : Lek Mis melahirkan, alhamdulillah cowok (aku di bis)
SMS 2 : Lek Mis kritis, dibawa ke rumah sakit di kota (aku di stasiun nunggu kereta ke Malang yang membawa anak2 dari Jakarta)
SMS 3 : minta doanya, Lek Mis belum sadar (aku masih di stasiun)
...hp-ku mentari mati..

Ketika sampai Malang, aku ditelpon, Lek Mis meninggal....
Serasa blank perasaanku ketika itu.... kutanya kapan akan dimakamkan, secepatnya... jadi aku memutuskan tidak pulang... kuniatkan pulang dari trip ini aku akan langsung ke Purwodadi untuk nyekar...

Mual, pengen muntah dan segala macem perasaanku waktu itu.... Alhamdulillah semua terasa lebih baek ketika aku sudah melaksanakan sholat ghoib untuk Lek Mis....

...dan terima kasih buat dongeng menjelang tidur ICHA buat kami waktu itu, kamu gak tahu betapa berartinya cerita-ceritamu untukku cha...

...dan terutama untuk PIPI yang membantuku melewati semuanya waktu itu, luv u sis...

*Repost from FB Wednesday, June 30, 2010 at 7:18pm

Photo by Phie Raditya, kphie.multiply.com

Wednesday, June 15, 2011

Gerhana Bulan

Tanpa senjata kamera
Tanpa senjata teropong

Duduk diam di bangku kecil
Dengan soundtrack rumpian
Menikmati indahnya ciptaan Tuhan

Gerhana bulan...
Putih... Merah... Hitam...

Kedinginan!

June 16th 2011,
HAPPY BIRTHDAY ANNA!

Friday, June 10, 2011

Ayam Tangkap!



Entah kenapa, tiap makan di Rumah Makan Aceh dimanapun selalu memesan Mie Kepiting dan teman-temannya, jadi ketika di Aceh, bertemu dengan ayam tangkap ini, sangatlah takjub, ENAK SEKALI!

Aku lebih setuju kuliner ayam ini dinamakan ayam semak, karena ayam gorengnya berada diantara daun-daun yang digoreng kering. Bumbunya sangat meresap kedalam dagingnya, dan daun-daun yang ada pun digoreng kering dan bisa kita makan, kriuk-kriuk rasanya.

Setelah sampai Jakarta, aku browsing resepnya, dan yang paling susah ditemukan di Jakarta adalah daun temurui atau daun kari. Ada teman yang juga penasaran pengen bikin sendiri mencari daun kari ke pasar, dia bilang di Pasar Modern BSD ada dijual daun kari, tapi di dalam pot, harganya 75rb, wah bisa habis daunnya dong sekali dimasak.

Kalau ada yang tahu dimana bisa mendapatkan daun kari dalam jumlah banyak, kasih tahu aku ya… tenkyu!

Oya, di Jakarta kuliner ini lebih dikenal dengan nama Ayam Tsunami!

Jadi katrok kek lokal di Filipina!




Kalau lagi ngetrip, aku pasti semangat untuk menikmati pagi. Bahkan pagi itu di salah satu kota di Filipina, kota yang kecil sekali sehingga airport tax-nya cuma sebanding dengan 6.000 IDR, LEGAZPI CITY.

Walaupun malamnya baru tidur jam2 pagi karena harus ngitung duit saweran, jam 5 pagi aku sudah siap untuk ke Lignon Hill, bukit yang direkomendasikan untuk olahraga pagi dengan skala trekking yang ringan.

Kubangunin teman-temanku, tapi ternyata gak ada yang merespon, jadi langsung aja kubawa ranselku karena Lignon Hill lokasinya dibelakang bandara dan kami akan terbang jam0940 ke Manila. Baru buka pintu ternyata ada satu teman yang mau ikut, kuletakkan tasku lagi.

Kami berdua naek tricycle, atau kalo di Indonesia becak motor, mirip banget. Setelah sampai, langsung ketawa, rute trekking-nya jalan aspal dua mobil, hehehe….

Agak ngos-gosan juga ternyata nyampe atas, langsung pesen kopi panas!

Lignon Hill ini merupakan bukit kecil yang puncaknya dipapras dan dibangun fasilitas untuk wisatawan, ada restoran, kamar mandi, tempat duduk-duduk untuk menikmati Mayon Hill di salah satu sisi, dan melihat runaway pesawat, disisi yang lain. Penduduk lokal yang datang kesini pagi-pagi semuanya berdandan untuk jogging, semua kendaraan memang tidak diperbolehan naik keatas, gak tahu kondisinya kalo siang ya….

Tiba-tiba ada pesawat mau landing, berlarilah orang-orang, kami ikut2an juga dong… Di sisi yang bisa melihat ke bandara sudah penuh orang-orang, kita nyempil, bahkan ikut-ikutan nge-video-in pesawat landing dan take off, hahaha…. Ketawa-ketawa aja kami, bener-bener berasa lokal… tapi memang menyenangkan bukan melihat pesawat landing dan take off (pembelaan pribadi), sambil membayangkan tu pesawat mau kemana ya…. hehehe… Hampir setengah jam kami disitu, sambil menghabiskan kopi, mengobrol, dan mendengarkan obrolan sekitar.

Pas lagi menikmati ‘menonton’ runaway pesawat itulah, nampak ray of light yang keren banget itu (foto diatas)..

Ah, tidak sia-sia bangun pagiku sehingga aku bisa menikmati ROL terkeren yang pernah kulihat.

Dan tambah berasa lokal lagi, karena kebanyakan orang sana memulai obrolan dengan kami dengan bahasa Tagalog! Ya karena kita sangat mirip dengan mereka!

Jalan-jalan Ceria bersama Teman dan Keluarga

Aku pernah bikin trip dengan nama trip sesuai judul tulisan ini, tripnya lucu sekali, bahkan aku menamainya : TRIP PALING LUCU SEDUNIA, di tulisanku di FB.

Mau tahu kelucuannya :
1. Peserta 100 orang lebih, jadi gak pada saling kenal... bahkan banyak yang kenalan lagi setelah bertemu di trip laen, pas ngeliat2 foto trip ini barulah mereka sadar kalo harusnya udah pernah ketemuan
2. Pas mau berangkat dari Muara Angke, kapal kena tilang dari petugas pelabuhan karena STNK kapalnya dah mati.
3. Di Pulau Untung Jawa, ternyata makannya dibawah tenda putih yang kek kawinan gitu.
4. Makanannya semua free flow, bahkan ikan bakarnya!
5. Snorkelingnya kek di air cincau. (Pulau Bokor)
6. Peserta kucuekin selama di Pulau Untung Jawa, karena merasa mereka gak akan hilang di pulau, walaupun ada yang nelpon 'tersesat' katanya.
7. Pas malamnya hujan deres, jadinya mindahin tenda yang bocor ke bawah tenda makan, dan banyak peserta yang tidur di masjid karena nendanya depan masjid.

Kalau diceritain gini kok jadi gak lucu ya, hahahaha....

Pokoknya kalo ditanya :
Bagaimana snorkelingnya?
Jawabannya :
Makanannya enak!

Wednesday, June 8, 2011

Trip Kawinan Opang

Buat Opang & Didie :
Trip ini termasuk salah satu kado dariku, dari kita, dari temen-temenmu yang ketemu di jalan…. ’temen jalan’....

... dan tulisan ini juga termasuk kado dariku, buat Opang, Didie, dan upcoming baby yang bakal nongol pas lebaran nanti....

Sebelum Nge-trip

Duuuh, mana sih list undangan Opang ni... udah deket aja waktunya, dia belum ngasih list siapa aja yang bakal dia undang pas nikahan di Tegal... akhirnya tanggal 11 November 2009 baru aku bisa bikin email2an ke semua undangan Opang, ngajakin ngetrip bareng2 sekalian datang ke kondangan Opang di Tegal...

Karena dalam otak Opang udah ada itinerary-nya, aku tinggal ngomong ke anak2 yang laen-laen.... pada berisik di email, ada yang mau ikut, ada yang cuma pengen nyumbang doang, ada yang mau nyusul, dan iten gak jelas2, akhirnya kita ketemuan di Plangi (yang harusnya di Monas, tapi karena ujan deres jadinya dipindah mendadak) untuk ngobrolin iten kasar... ya kasar... karena semua gak jelas, hahaha.... budget juga gak jelas, tujuan gak jelas, yang jelas cuma 3 hal :
1. ke Nusa Kambangan, di Cilacap
2. ke Banjarnegara untuk rafting di Serayu
3. ke kawinan Opang di Tegal

sampai deket2 hari H, semuanya masih belum jelas siapa aja yang mau, aku nyampe sebel dan ’rada ngambek’ gak mau ngurusin, tak cuekin aja, pada ribut aja, tapi gak ada yang transfer buat DP bis... padahal trip saweran....

beli tenda buat Opang juga sorenya pas sebelum berangkat, hahaha.... untung hammock udah pesen duluan, jadi udah ada barangnya....

26 November 2009, malam....

Kru : Umi, Pipi, Ingrid, Echi, Tety, Marley, Hamok, Rama, Toto, Uwi, Reni, Mamet, Julia, Iie, Wahyudi, Ismi, Elza

Aku naek taksi ama Tety ke Senayan karena rempong banget bawaanku, hehehe (seperti biasa).... lengkap dengan nasi dan sayur dan lauk buat yang pada belum makan.... dan lengkap dengan pilek dan flu yang belum sembuh, hiks....

Doa sebelum berangkat :
SEMOGA KITA SEMUA SEGERA MENYUSUL OPANG, :D

Ternyata bus-nya kena macet di tol Cakung, kita mpe bosen nungguin.... bis nyampe senayan jam 12 kurang.... Bis kapasitas 28, diisi Cuma 17 orang... Dinna ama Rulli bakal bareng di Tegal karena mereka ada acara dulu (maklum newlywed)

27 November 2009

’Mas tahu Cilacap kan mas?’ Pertanyaanku ke Mas Denny si supir bis, ’wah kurang apal mbak..’ hahahha, keknya seru nih nanti tripnya.... untung si supir Mas Denny orangnya asyik, jadi dia gak masalah dengan tujuan kita yang juga gak jelas, hahaha....

Tujuan pertama dari Jakarta adalah sholat id, dimanapun subuh nyampe.... jadi akhirnya kita sholat id bareng di Tasik ya (kalo gak salah, lupa gw), ambil masjid di pinggir jalan yang ternyata masjid itu emang dipake orang2 yang dalam perjalanan, jadi sholatnya agak siangan....
Cari sarapan, terus aja mas.... e e brenti, ada bubur ayam pinggir jalan, hahaha.....

Toto pisah ama kita di belokan ke Cilacap, dia mau ke Solo dulu buat kondangan katanya, nanti ketemu lagi di Tegal...

Perjalanan lanjut dengan mencari belokan ke arah Cilacap.... setelah belok ke Cilacap, bingung lagi di Cilacap, hahaha.... beruntung ada temennya temen ( ah gitu aja ah nyebutnya, sesuai kebiasaan dia, temenku)... dia yang nganterin kita menuju tempat makan siang di tepi pantai, yang langsung kita semua tolak mentah2, hahaha.... makan seafood, mahal booo.... iya sih, kita pake bis bagus, putih konclong baru... tapi mental kan tetep mental backpacker, hahaha....
Bus mundur lagi keluar dari areal pantai, brenti mas brenti... ada warung tenda di pojokan jual gado-gado, makan lah kita, wkwkwkwkw

Setelah makan, baru perasaan tenang.... kembali ke Pantai untuk cari kapal ke Nusa Kambangan , ternyata banyak kapal dan antar jemput sistemnya....

Sampailah kita ke Nusa Kambangan.... dasar anak2 trip yang udah kemana-mana, sampai sana akhirnya kecewa karena pantainya kotor dan tidak seindah yang kita kira... tapi yang penting kan foto-foto, hahaha....

Sore balik ke Cilacap lagi, kita muter2 di Benteng Pendem, lebih serem lagi karena gerimis... akhirnya semua berlarian masuk ke bis lagi....

Makan malam, asal aja nyari rumah makan di pinggir jalan, yang penting makan nasi, soalnya seharian makannya kurang kenyang, bubur dan gado2, hehehe....

Malam banget sampailah kita di basecamp rafting Serayu Adventure... hasil negosiasi, kita dapat tenda dan matras.... dan ternyata disediain sleepingbag juga... tendanya anget banget, tenda PMI bantuan luar negri buat bencana gitu.... dasar anak2, malam itu pikirannya tetep aja nasi goreng dan mie rebus, akhirnya minta dibeliin ama Mas Daus, hahaha....

28 November 2009

Pagiiiiiiii.... semua males2an bangun pagi... untungnya jalan ama anak2 trip ini, gak ada yang ribut mau mandi dulu kek atau gimana.... Ingrid, Ismi, Elza ama Iie mutusin untuk charter mobil ke Dieng... yang laen rafting kecuali si Julia, dia mau kerja dan pengen tidur2an di hammock aja katanya....

Gak tahu kenapa, tu rafting kok rasanya garing banget ya, hahaha.... gak menantang sama sekali buatku.... kita teriak2 norak gitu deh.. hahaha.....

Selesai rafting, makan, mandi, masih aja males2an..akhirnya kita bergerak menuju Guchi Tegal... Maghrib nyampe, yang dituju pertama adalah warung makan, hahaha.... Nyate kita!!

Sudah menunggu the newlywed, Dinna dan Rulli yang menikah seminggu/dua minggu sebelumnya, gw lupa, maap ya diiin..... dan obrol2 ternyata si Rulli temennya adekku si Anthon, wkwkwkw....

Setelah menuntaskan job mencoret-coret tenda buat Opang dan bikin tulisan yang bikin malu Opang, akhirnya semua tidur enak di kasur malam itu....

29 November 2009

Pagi2 dah pada antri mandi, gayaaaaaaa....soalnya mau kondangan, acara utamanya.... pagi itu menyusul ke Guchi rombongan si Emma, Anto, Sandy, dan Riris....

Akhirnya selesai juga acara mandinya, setelah foto2 di depan penginapan ala jadul, berangkat juga kita ke kawinan Opang....

Bikin heboh dengan tulisan NUMPANG MAKAN SEKALIAN NAMPANG DI KAWINAN OPANG.... moga2 keluarga Opang gak masalah dengan kenorakan kita... udah gitu, aku kan pesen ma Opang minta dibungkusin nasi buat makan malam, hahahaha.....
Opaaaaaaaang maafken kamiiiiii......
Alhasil, pulang dari kawinan Opang, Marley bawa kardus isi nasi bungkus, hahaha....

Pulang ke Jakarta, banyak yang bergabung sehingga kursi 27-nya terisi penuh. Ada Dinna, Rulli, Inal, Enti, Sem, Cupay, Ocha, Putri, Fit (adakah yang terlupa?)....

Inal pamer suara ala Rhoma Iramanya pas di perjalanan pulang.... karaokean kita, mpe dibela2in beli VCD karaoke yang rusak semua, hahahaha

Dalam perjalanan pulang, si supir Mas Denny jadi pembalap, aku nyampe ngomel2... tapi sampai jakarta Mas Denny minta maaf karena ngebut.... dimaapken deh mas karena kita semua tetep selamat sampai Jakarta....

OPANG & DIDIE : SEMOGA BAHAGIA SELAMANYA......

Ismi segera menyusul hari minggu ini, Marley akhir bulan ini... semoga semuanya juga segera menemukan belahan hatinya dan menyusul mereka segera, amiiiin....
Jadi bakal ada Trip Kawinan ke Jogja, Jember, Sidoarjo, Cilacap, Surabaya, Sumedang, Sukabumi, Medan, Jakarta, Jakarta dan Jakarta lagi.... SEMANGAT!!!!

Biaya : 375rb (kayaknya segitu ya)
Sudah termasuk:
1. Charter Bus + tol
2. Tips Mas Denny dan kenek
3. Kapal PP ke Nusa Kambangan dan retribusi
4. Rafting Sungai Serayu
5. Camilan nasigoreng dan mie rebus tengah malam
6. Rambutan sekerdus
7. Kado

Sunday, June 5, 2011

Penginapan Murah di Jakarta Selatan

Sumber : http://asiahotelsreview1.com/jakarta-selatan/penginapan-murah-jakarta

=======

Graha Wisata Kuningan

Penginapan ini, dikelola Pemda DKI Jakarta. Harganya yang sangat terjangkau, sehingga cukup populer di kalangan pendatang yang ingin menikmati Jakarta, tapi tidka bikin kantong bolong. Kamar spesial, dengan 2 bed dengan fasilitas AC, hanya dibandrol Rp 50.000. Bagi pelajar ada harga khusus, hanya dikenai Rp 25.000 per malam.

Yang perlu diingat, tarif yang diberlakukan di Graha Wisata Kuningan adalah tarif per orang, bukan per kamar. Lokasi penginapan berdekatan dengan Komplek Olahraga Soemantri Brodjonegoro, Setiabudi One dan Pasar Festival. Selain itu, bangunan dan lingkungan penginapan terawat dengan baik.

Alamat : Jl HR Rasuna Said, Setiabudi, 12950, Jakarta Selatan, DKI Jakarta - Indonesia
Telepon : 5256930

Wisma Djengger

Wisma Djengger, mempunyai reputasi sebagai penginapan yang nyaman, pelayanan ramah dan tarif hemat. Kelebihan utama penginapan ini adalah kebersihan lingkungannya sangat menonjol. Di samping itu, letaknya strategis, sehingga kemana-mana dekat. Tidak jauh dari mall, perkantoran dan obyek wisata.

Tarif kamar antara Rp 110.000 – 150.000. Sudah tentu ini harga sangat miring, dibandingkan dengan fasilitas kamar, yakni AC dan kamar mandi di dalam. Tamu bisa memilih tipe kamar, apakah ingin double bed atau single bed. Kalau ingin menonton, disediakan ruang TV. Sarapan pagi disediakan jam 07.00.

Alamat: Jl. Kramat VI No. 28 Jakarta Pusat
Telepon: (021) 390-9955

Puri Sawo Manila Residence

Berada di lingkungan yang tenang, Puri Sawo Manila Residence disukai tamu yang menginginkan ketenangan. Tipe kamar, ada standard room (Rp 300.000) pantry room (Rp 325.000). dan VIP (Rp 400.000). Khusus untuk VIP, terdapat fasilitas pantry, ruangan luas dan ruang makan.

Masing-masing kamar, ada fasilitas kulkas, pembuat teh & kopi, air mineral, koneksi internet dan TV. Penginapan ini tidak jauh dari pusat perbelanjaan dan rumah makan. Pelayanannya yang bagus, membuat tamu kian betah.

Alamat : Jl. Sawo Manila, Pejaten Jakarta Selatan/Pasar Minggu
Telepon: (021) 9888 – 0592

Tertampar!

Aku langsung terlempar ke masa lalu
Ketika cita-citaku adalah kuliah di dunia advertising atau broadcasting!

Saat ini aku berada diantara orang-orang yang handal di bidang itu!

Menohokku!

Aku datang tanpa pengetahuan tentang acara ini,
dan disinilah aku...
Kembali menyatukan serpihan memori-memori cita-citaku di waktu SMA...

*Beyond Brand & Design Seminar
Do Good by David B. Berman
27 Mei 2011

Wednesday, June 1, 2011

LUSA AKU MATI

INFO KONTAK kalau mau ke PULAU WEH

MEDAN

Bis dari Medan ke Banda Aceh (yang paling direkomendasikan)
Bis Pelangi
Kantor Pusat Banda Aceh:
Jalan Muhammad Jam No 90
Telp (0651) 32006 / 24095
Banda Aceh
Cabang
Medan
Jalan Gadjah Mada No 56
Telp (061) 4576011 – 4576012
Pool Jakarta
Jalan Raya Pasar Minggu, Taman Makam Pahlawan Kalibata no 23
Telp (o21) 7986331 / 79197878

Jam berangkat dari Medan ke Banda Aceh: 08.00, 09.00, 19.00, 20.00, 21.00

Harga
Kursi 2-2 : 140rb
Kursi 2-1 (7baris) : 180rb
Kursi 2-1 (6baris) : 200rb

BANDA ACEH

Dari terminal bis Banda Aceh ke Pelabuhan Ule Lhee naek becak montor paling mahal 40rb.

Kapal dari Banda Aceh ke Pulau Weh, ada yang kapal cepat ada yang ferry.
Ferry : jam 08.00 dan 14.00
Kapal cepat : 08.30 dan 16.00

Sewa mobil di Banda Aceh : Bang Muhazir Said : 0813 6073 0685
Dari pelabuhan ke bandara : 130rb
Dari bandara ke kota : 80rb

HOTEL DI BANDA ACEH

Kalo kemaren kita nginep di Hotel Medan
250rb (termasuk sarapan), extra bed 75rb (termasuk sarapan)
175rb (tidak termasuk sarapan)

Hotel yang paling mahal : Hermes
http://www.hermespalacehotel.com/places.htm

PULAU WEH

Sewa mobil di Pulau Weh : Pak Kana 081360122575
Charter 250rb nganterin ke Iboih dan mampir ke KM NOL

Di Pulau Weh kalo mau nginep di Iboih, yang direkomendasikan
IBOIH INN
0811841570, 08126991659
iboih.inn@gmail.com
Kamar Budget : 100rb (minimal 5malam)
Kamar Superior : 200rb
Kamar Deluxe Fan : 250rb
Kamar Deluxe AC : 350rb
Extra bed : 100rb (sudah termasuk sarapan)

Kita kemaren nginepnya di Pulau Rubiah, nyebrang dari Pulau Weh gak sampai 10 menit ,
CP : Pak Yaya (085277464764)
Rumah Leon : 250rb
Makan : 12rb/sekali makan (makanannya enak)
Kopi gelas besar : 6rb
Kopi gelas kecil : 3rb
Indomie telur : 10rb
Boat antar jemput ke Iboih : 100rb pp

Kalo di Pulau Rubiah sepi, kalo mau yang rame nginep di Iboih....

simbahnya seseorang

malam ini

aku membaca tulisanmu...

semua terbaca disitu

kekakuan.. ketidakpedulian...

.. dan aku masih tidak peduli!

a lovely street @Sabang

Ke Ujung Barat Indonesia

15 Mei 2011


Terik panas sangat menyengat padahal waktu sudah menunjukkan pukul 17.00.
Pelabuhan di Pulau Weh sore itu tidak terlalu ramai, sebanding dengan kapal Express Bahari 3 yang penumpangnya tidak terlalu banyak.

Tujuan pertama kami adalah Titik Nol, ternyata perjalanannya cukup jauh juga, tapi searah dengan Iboih yang merupakan tujuan akhir kami hari ini.


Pemandangan yang indah, langit biru, laut biru, hijaunya hutan, monyet dan akhirnya KM NOL!

Ah, sayang sekali.... tugunya kotor, banyak vandalisme, sampahnya berserakan dimana-mana... dan kenapa tugunya temboknya pake keramik ya, jadi kesannya kek kamar mandi...

Titik nol yang sebenernya ada di Pulau Rondo, tapi karena aksesnya susah untuk ke Pulau Rondo, maka km nol dibangun di paling ujung Pulau Weh ini. Tugu yang ini baru dibangun setelah pemerintahan Presiden Habibie, yang lama sudah tidak kelihatan lagi diantara semak belukar.

Setelah puas berfoto dan menikmati sunset sebentar, kami langsung menuju Iboih untuk nyeberang ke Pulau Rubiah.

Iboih rame sekali, mungkin ada hubungannya dengan senin yang dijadikan cuti bersama oleh pemerintah.
Sampai di Iboih pas maghrib, sekitar 18.45, setelah teman2 diver menyelesaikan urusannya, kami segera menuju boat yang sudah menunggu kami. Melintas laut ketika terang bulan purnama, sungguh sensasi yang menyenangkan, walaupun nyeberangnya Cuma sebentar, tak sampai 15 menit.

Begitu sampai hal yang paling kami inginkan adalah makan, hahaha.... Makan dengan lahap tapi tetep tidak sampai bisa menghabiskan porsi nasi yang disiapkan oleh Bang Yuli untuk kami.

*Trip kali ini aku sangat bersyukur karena punya teman yang pernah lama kerja di Banda Aceh dan sering mondar-mandir ke Sabang. Begitu tahu aku punya tiket ke Aceh, dia menyarankan agar nginep di Rubiah saja, apalagi dia tahu kalo aku perginya berame-rame, dengan nyewa rumah di Pulau Rubiah, kita semua gak perlu repot dengan pembagian kamar yang harus ditaati dengan ketat sesuai gender kalo nginep di Iboih.

Setelah kenyang, kami menuju Rumah Leon, rumah panggung dari kayu yang indah. Ber-sembilan kami akan menghabiskan malam disini, dan ternyata kamar mandinya tidak berpintu, hehehe.... Rumah Leon adalah salah satu dari rumah2 yang disewakan di Pulau Rubiah, rumah ini yang paling besar diantara yang lain, dan ada kamar mandinya. Rumah-rumah yang lain Cuma satu kamar dan tidak ada kamar mandinya, kebanyakan disewa ama bule karena mereka biasanya Cuma mandi seminggu sekali atau bahkan sebulan sekali, hehehe...


Rencana semula, Cuma semalam di Pulau Rubiah dan malam kedua di Iboih, tapi begitu melihat rumahnya, kami semua langsung jatuh cinta dan memutuskan akan dua malam di Rumah Leon.
Setelah mandi, entah kenapa ngantuk sekali... langsung tidur deh...hujan deras mengiringi malam pertama kita di Pulau Rubiah ini... dingin..

16 Mei 2011

Bangun pagi pas ketika matahari mulai muncul di permukaan laut, masih mendung, tapi sunrise-nya tetep keren. Bergegas turun ke restoran alias rumahnya Bang Yuli dan keluarga untuk sarapan, karena yang mau nyelem udah janjian mau dijemput jam 08.30. Setelah tim diver (Adit, Pipi, Pandu) berangkat, sisanya yang mau snorkeling juga siap-siap. Ragu2 apakah harus sewa kapal atau tidak, akhirnya aku nelpon Nikka, nanyain kalo misalnya sewa kapal untuk snorkeling rutenya mana saja. Dan ternyata dengan sewa kapal Rp. 400.000,- untuk 5 jam, lokasi snorkelingnya ada sekeliling Pulau Rubiah dan di Iboih. Akhirnya diputuskan kalo hari ini kita snorkeling keliling Rubiah dan besok pagi setelah diantara kembali ke Iboih, barulah snorkeling di Iboih.

Benarlah, ketika kita sudah bersiap di tepi pantai depan rumah, banyak kapal berdatangan untuk snorkeling di depan rumah kita.

Petualangan dimulai!

Flu berat tak menyurutkan niatku untuk ikutan snorkeling keliling pulau, kadang-kadang minggir sendiri untuk batuk, membersihkan pilek dan minum. Untungnya aku bersikeras membawa satu botol air mineral ukuran 1,5 liter yang kuiket di tanganku, jadi semua bisa ikutan minum karena ternyata rute snorkeling kita lumayan jauh. Hampir sedikit lagi sudah keliling Pulau Rubiah.

Karena mual, akhirnya aku menepi, diikuti anak2 yang lain, karena emang aku paling depan. Langsung terbaring di batu-batu di tepi pantai, tapi ternyata pantai yang kupilih untuk menepi bagus, jadi anak-anak langsung semangat untuk foto-foto, dan aku terpaksa bangun dan ikutan mereka berendam di pantai, eh tiduran di pantai.

Setelah puas menikmati pantai, kami melanjutkan perjalanan berenang kami (udah gak snorkeling lagi karena lapar). Begitu kulihat ada jalan di pinggiran pantai, aku langsung menepi dan naek ke darat. Ternyata ada jalan setapak di sebagian pinggir Pulau Rubiah, dengan semangat kami semua jalan karena sudah kelaparan, jalan ini menuju makam dan dermaga yang berhadapan dengan Iboih, jadi kami mengambil jalan naik yang ternyata tembus kedekat Rumah Leon yang kami inepin.


Sampai di restoran ternyata rame sekali, kami makan dibawah pohon mangga diantara tahi-tahi kambing, hahaha. Bener-bener licin tak berbekas apa yang disuguhkan, tandas! Habis makan siang, anak-anak semangat mau motret keliling pulau, karena sebagian besar bawa kamera DSLR.

Ternyata Pulau Rubiah cukup bikin capek untuk diputerin. Gak seputaran sih, karena gak ada jalannya, tapi kita jalan sampai pantai yang ada pohon di ujungnya yang tadi kita pakai untuk istirahat pas snorkeling. Puas berkeliling pulau, kita kembali ke rumah. Ada yang tidur, ada yang sibuk dengan BB nya, ada yang melanjutkan motret... dan aku melanjutkan motret juga tapi sambil snorkeling-an di depan rumah.


Ikan-ikannya mengagumkan, tapi sayang sudah sore, jadinya ombaknya tambah gede aja, motret sambil pegangan ama karang. Dengan niat harus bisa dapat foto2 yang lumayan, akhirnya nyerah juga ketika badan udah kebanting-banting nabrak karang.

Karang-karang disekeliling Pulau Rubiah ini tidak ada yang menarik, katanya rusak sebelum tsunami, tapi memang ikan-ikannya macam-macam dan ukurannya banyak yang melebihi daya pikirku, karena di kedalaman 1 meter, kita bisa menemukan ikan dengan panjang 50cm, mengagumkan.


Orang-orang disini sangat menjaga ikan-ikan tersebut, ikan yang kita makan mereka dapatkan dari pasar, atau kalo tidak memancing di tengah laut, jarang kita jumpai yang memancing di dermaga, karena di dermaga pun, ikannya sangat banyak dan lucu-lucu. Penduduk lokal sudah sadar bahwa wisata bawah laut lah yang mendorong wisatawan untuk datang ke Pulau Weh, disamping KM NOL.

Ketika anak-anak diver pulang, mereka bilang 4 spot yang mereka datangin, semuanya mengagumkan, dengan nilai jempol empat! Aku akan kesini lagi kalo sudah jadi diver, aku berjanji pada diriku sendiri!

17 Mei 2011

Pagi harinya, setelah sarapan, kami diantar kembali ke Iboih, aku dan Uwi snorkeling lagi, yang lain ada yang Cuma nongkrong di warung, ada yang bermain air di pantai Iboih. Aku dan Uwi snorkeling dengan harapan pengen ketemu Lion Fish, tapi tidak ada satupun yang ketemu kita pagi itu. Ketemu dua morel eel yang ukurannya mengerikan, segede paha, lumayan mengobati rasa sebel karena gak ketemu Lion Fish, ada banyak gurita, coba aku bisa ngambilnya, dibakar enak tuh, hehehe...

Snorkeling nyampe di ujung ’Iboih Inn’, aku ma Uwi balik ke tempat anak-anak nungguin kita.


Perjalanan lanjut keliling Pulau Weh setelah semua selesai beberes. Pantai Gapang (yang Cuma kita lewatin tanpa turun dari mobil, karena liat dari mobil aja udah males untuk turun, hehehe), makan di Kota Sabang, disinilah kita makan sambal ganja/asam udang sampai puas, kemudian ke Pantai Sumur Tiga.

Pantai Sumur Tiga lumayan untuk piknik keluarga dan bermain air, tapi depan pantainya langsung laut lepas, jadi ombaknya lumayan juga. Pantai ini berpasir putih, dengan pohon kelapa di pantainya, pantai yang bagus untuk foto postcard, hehehe


Langsung menuju ke Pelabuhan, beli tiket Kapal Pulo Rondo.Ternyata kekhawatiran tidak dapat tiket sangat tidak berasalan, karena sebagian besar yang datang ke Pulau Weh bawa mobil dari Banda Aceh, jadi mereka nyebrang dengan kapal Ferry.

Selamat Tinggal Pulau Weh, aku pasti akan datang lagi untuk menyelami indahnya lautmu!

Monday, May 23, 2011

Akibat BUDEG

Begitu naruh tas di Paradiso Bed&Breakfast di Bukit Bintang, langsung pada sholat karena sudah pada kelaparan.

Tanya ke penjaganya Paradiso, jawabannya tidak menyenangkan, jadi akhirnya aku bertanya ke mbak2 yang jaga booth Malaysia Tourism yang ada pas di depan hotel. Siang-siang gini gak ada streetfood, jadi disuruh ke foodcourtnya Mall yang ada pas di depan Stasiun Monorail Bukit Bintang (stasiunnya depan hotel juga).

Begitu mpe foodcourt mata langsung mengarah ke Nasi Kandar.

Dengan 5RM (1RM=2870IDR), sudah tersedia nasi kandar (pilihan lauknya : daging kambing, cumi, udang, ayam) yang porsinya sangat berlebih!

Aku makan dengan nikmat, karena budeg, Cuma kunyahan di mulut yang terdengar di otakku, tidak terdengar obrolan anak-anak.

Salah dua dari anak-anak pesen yang laen, pas pesenannya datang, aku comot salah satu dagingnya, ’ih ayamnya udah bau basi’ pikirku. Kulanjutkan makan nasi kandar sotongku dengan nikmat, aku satu2nya yang bisa ngabisin porsi besar itu, ... kan lagi sakit, :D

Setelah kenyang makan, aku bersama tiga orang memutuskan untuk ke IKEA, cuci mata, sedangkan dua lainnya mau city tour ke Masjid Jamek.

Pas lagi jalan-jalan di IKEA, anak2 pada ngobrol soal gw mencomot daging di piring temenku yang laen,
’Mi, itu kan sapi ceper alias babi..’
APAAAAAAAAAAA?????????????????
’kan dibahas pas lagi makan’
APAAAAAAAAAAAA????????? Aku kan BUDEEEEEG, gak denger kalian ngobrol!!
’makanya buru2 kuhabisin, takut Umi nyomot lagi’ kata temenku yang kucomot dagingnya.
HUWAAAAAAAAAAAAA

Wednesday, May 18, 2011

'Rasanya' Menjadi Mamet

Buat Mamet :
Sorry Met, bukan bermaksud ‘mengejek’ kamu, aku tahu kamu sering tidak denger kita ngobrol dan gak nyambung, bukan karena kamu ‘bud*g’ tapi karena kamu gak focus dengerin obrolan, alias suka ngalamun sendiri … :D

Berangkat atau tidak?

Senen: Ambruk, bener2 ambruk… tapi inget perjuangan dapat tiketnya, 375.000 PP (Jkt-KL-BandaAceh), keknya sayang untuk gak dipake, apalagi bulan lalu abis ngangusin tiket ke Bali.

Rabu : Cek darah dulu, alhamdulillah, ‘belum’ tipes.. so focus untuk makan lebih banyak dan minum lebih banyak dan tidur lebih banyak. Berangkat!

Penderitaan tiada akhir

Sabtu : terbang, dah pake sumpelan telinga, telinga gak sakit pas take off dan landing, tapi budeg

Minggu : gak pake sumpelan telinga tapi makan permen karet, telingan gak sakit tapi tetep budeg

Rabu : berasa budeg seharian dengan dua penerbangan

Efek terbang pas flu berat, budeg, jadinya :
- kalo lagi makan gak denger apa2, yang kedengaran Cuma kunyahan di mulut
- kalo lagi nafas doang, nafas kedengaran sangat jelas, tapi tidak suara orang
- kalo lagi terbang, suara2 semakin menjauh, dan akhirnya jadi kecil sekali
- kalo ngomong jadi pelan, karena ngomong pelan pun, otak ku mendengarnya sangat jelas.

Jadi banyak miskom dalam obrolan, maafkan aku teman2.... :D

Begini rasanya menjadi Mamet, yang gak denger obrolan teman-teman.. kalaupun denger, 'salah denger'...
Sumpah, gak enak banget Met jadi ELU!

”Mencoba” Jadi Peserta Amazing Race

Entah kenapa, saat issued tiket KL-Jkt, jarak ama penerbangan sebelumnya BandaAceh-KL Cuma dua jam... aku terburu-buru ngeklik-nya, atau kenapa, sudah lupa, tiket ini umurnya dah lebih dari setahun.

Jadi kita bikin strategi untuk bisa sampai Gate Departure secepat mungkin.
1. Dari berenam, dibagi tiga tim : aku ma ipul, pipi ma hanum, adit ma pandu.
2. Tim manapun yang nyampe gate duluan harus ’menahan’ pesawat untuk tim yang laen, karena ternyata bisa kalau udah ada temennya yang nongkrong di gate, kecuali telatnya ’parah’.

Dari pesawat masih di atas, aku udah nanya ke pramugara apa bisa pindah ke hot seats didepan, ternyata gak boleh, yasudah....

Pesawat landing ontime, tapi parkirnya lama, tambah stress.. kita duduk di seat no.15, jadi setengah jalan badan pesawat untuk keluar. Lagi deg-degan mau keluar, si Ipul masih sempat bilang kalo dia pengen ’pup’, waduuuuuuuuuuuuw

Begitu menginjak kaki di tanah, lariiiiiiiiiiiiii.... ngos ngos ngos

’Ambil imigrasi yang paling kiri!’ teriakku ke Ipul....

Begitu ada tanda2 akan dibuka loket baru, aku langsung lari, jadilah ada diurutan paling depan.. untung teman2 liat aku lari, jadi mereka ada di belakangku walaupun keselip diantara orang2 laen, setidaknya masih didepan. Imigrasi di KL sekarang pake sidik jari, jadi gak secepat dulu, agak lama.

Selesai imigrasi masuk, lari duluan ke Malaysia Tourism karena mau ngambil brosur. Nunggu Ipul, begitu Ipul datang, langsung cek dokumen, dan lari masuk ke departures gates.

Imigrasi lagi, gak begitu panjang. Selesai cek tas, dan thx to petugas yang baik, begitu nyampe ke Gate T11, uuuuuuf, hauuuuuuuuusssssssss..... Aku ma Ipul paling cepat nyampe, disusul Adit ma Pandu, kemudian Pipi ma Hanum yang terlama dengan waktu 45 menit total dari landing. Semua aman!

BERHASIL BERHASIL!!!

Semua langsung haus dan lapar, pucet semua, hahaha....

Dan kita ngambil kesimpulan :
Kalo mau daftar Amazing Race, harus olahraga dulu selama setahun, wkwkwkwkwk

Thursday, May 12, 2011

Friday, March 11, 2011

Cake Order Form

Find this at my stuff from Depok :

Cake Order Form : August 1, 2009

Mix Fruit Cheese Cake 20 around

The Harvest Depok

Dear Jacob

I love you
with all the differences between us

I love you
with all unique characters of you

I love you
with your boys side

I love you
on the way you look at me

I love you
on every time we spent

I love you, I do
and even more these days...

Monday, February 28, 2011

A R G O P U R O

One of my “BIG JOURNEY” lists

Without any will to look a group to join in this hiking, Emma told me that Lendy and Nita would go to Argopuro, the same date with me.. So I phoned them, that simple, part of destiny…

Jogja

Seemed everything was messed up on the floor, tent, sleeping bag, mattress, logistic (for 3, me-pipi-asep) that looked so much and heavy, :D.. Rice(1.5kg), eggs(0.75kg), bread(2loaves), oranges(2.5kg), rambutan(3kg), vegetables, and much more…

Finally, the cab dropped us to Giwangan Bus Station, met the three boys from Purwokerto : Lendy, Wondo, Asep.. 1000PM Went to Surabaya by EKA Bus (IDR63000), continued with AKAS to Probolinggo (IDR14000). Arrived at 0730AM, then we were waiting…waiting… and the other group arrived at 1130AM.

Moved to the old bus station to catch the bus, I and Pipi couldn’t stand to wait the next bus on 5PM, we decided to go first with Asep, Sentot, and Qthink. (Probolinggo-Bremi:IDR13000,2hours)

Bremi

What a nice village, with milchcow farm, small shop that sold everything, and the important was the ‘warung’…

Day 01. The next day, on the morning, we started the journey… The first ‘wow’ moment was when we passed the very tall tree, maybe that’s ‘cotton’ tree, I’m not good at flora knowledge, :D…

Pintu Rimba

Took a very deep breath, :D… ngos-ngos-ngos… with the very big and tall trees, we started the ‘never ending nanjak’, into the forrest! After 2hours hiking, the rain was falling… and getting downpour.. we all got wet, and suddenly Asep said that his leg was hurt! Sharp, I knew that the walking rhythm didn’t suit for him… Afraid of anymore injury that can be happened to Asep’s legs, I decided to company Asep walking faster…

Taman Hidup

How can I describe it?
A not too big lake, all the time fogging, with the mountains on the background … Cool, quite, refreshing, white…. Spent a nite here, not too cold….

Day 02. Always beautiful morning for me on the trip, even the weather was not good… Still, the lake was always be nice to enjoy, took a very fresh air, huuuuuuuuf…

Hutan Lumut

Started from this day, I separated from Pipi, I asked Qthink to company her, so I can company Asep (or Asep company me, hehehe). Ready again to hike, we passed a mossy forrest: big, tall, green, mossy…. And what I remembered was the story about trees on Lord of The Rings’s book y JRR Tolkien…

‘Looking head they could see only tree-trunks of innumerable sizes and shapes: straight or bent, twisted, leaning, squat or slender, smooth or gnarled and branched; and all the stems were green or grey with moss and slimy, shaggy growths.’ (Lord of The Rings, Book 1:Chapter VI:The Old Forrest,p.126)

I felt that all the trees could walk, and they were looking at us all the time. Sometimes, for the moment, felt for being watched. I think I read too much about tales, :D…
Savanna on the way, but it was not nice because the slope of the track was rising.

Cemara Lima

Five? Mmmmm, oke whatever they mentioned this place, we stayed the night here… Not a very ideal place to build the tent, we had to dig the soil to get flat mattress for our tent. Still, I and Asep was sliding all the time that night.

Day 03. We had to reach Cisentor today, ok! Uphill, downhill, we met a hawthorn that could hurt you, I was hitched on all of my left hand, Nita told me to spread the soil over my hand, and it was ok, the pain was gone immediately.

Cisentor

Finally, Cisentor… took a bath on the river with Pipi… So refreshing!

Day 04. The target was ‘summit attack’, both Rengganis and Argopuro. The way to the summit was liked a wonderland, edelweiss, savanna, trees, edelweiss, savanna of the purple flower…

Puncak

The Argopuro’s peak was not beautiful, there were trees on the peak… but the Rengganis was beautiful, surrounded by brimstone, and also the inheritance of Dewi Rengganis. There was a temple, maybe it was her palace, wide and we could see many rooms (in my imagination)… On the front, it would be the park of the palace, nice…

Walking down, I was running with Asep, happy to see that Pipi got the bravery to run, so we could run together… One time, Asep asked me to scream together while we’re running, so relieving!
Packing, then we’re ready to reach Cikasur.

The rising hill was never ended, finally we got the savanna.. Asking Asep to walk slowly, because I wanted to capture all the beauty to my memory… So beautiful, liked the teletubbies’s land or hobbit’s land: Shire… many savannas on the way… suddenly CIKASUR!

Cikasur

Ya Allah, Allahuakbar, Speachless… So beautiful… I was just sitting and enjoying the God’s painting…. So wide (was the plane runaway).. So green… So amazing!
There were the airport building, the park (pink and white lily), the one big tree (that usually for car to turn)…
I wanna be here for two days, talking, talking, but the logistic was run out… (cigarettes!)… Oh no…

Day 05. At noon we’re ready to start the day, still rising hill on the first route, but then the hill was setting down…down..down… rain… rocky trek… then BADERAN at 0600PM…

Till we meet again, Cikasur…

TEAM :
NITA, DHILA, LENDY, WONDO, ASEP, UMI, PIPI, QTHINK, SENTOT, RIRIS, ANTO, MOLTO, ELLA, PONKY, RAHMI, TAUVIK, DWEE, JEAN, ZAROH, MARIO

R I N J A N I, The Dreaming Mountain

Setelah sekian lama memendam keinginan untuk berkunjung di gunung yang cantik ini, akhirnya impiannku terwujud juga….

Pre-Rinjani

Tiket udah diissued dari November tahun lalu, tiket 0 rupiah dari AirAsia, 21.000 IDR per orang, enam orang oke bergabung.
Mendekati hari H, satu persatu dari enam orang berguguran, tinggal tiga cewek yang tetep siap untuk berangkat. Batal adalah alternatif terakhir jika yang berangkat hanya cewek-cewek, alhamdulillah akhirnya Riza jadi berangkat. Seminggu sebelum hari H barulah kepastian berangkat jadi positif.
Aku pun segera issued tiket pulang untuk semuanya, Mataram-Jakarta by LionAir.
Riza : 2 Agustus 2010, 0600 WITA, 660.700 IDR
Emma : 2 Agustus 2010, 0600 WITA, 700.300 IDR
Umi & Pipi : 4 Agustus 2010, 1620 WITA, 620.000 IDR

Telepon Mas Usman porter untuk membicarakan masalah logistik. Aku menyerahkan semua urusan belanja ke mereka, termasuk menu dan belanja buah. Untuk transportasi dari Lembar ke Sembalun, akhirnya kubatalkan karena terlalu mahal, nekad aja lah....
Telepon Kadek Sana untuk jemput kita dari Ngurah Rai dan ngantar ke Padang Bai.
Telepon Mas Supri untuk ngecek kondisi Rinjani, tidak boleh muncak dan tidak boleh nginep di danau!
Cari pinjeman motor untuk muter-muter Lombok, alhamdulillah banyak teman, jadi gampang aja...

So we’re ready to go!!

Selasa, 27 Juli 2010

Dari bangun pagi pas subuh, hujan turun dengan derasnya mengguyur Jakarta, padahal ada beberapa urusan yang belum selesai. Packing ngawur asal semua barang masuk aja, akhirnya berangkat juga ke bandara. Sampai di bandara, bagi-bagi barang dengan Emma biar gak terlalu berantakan ketika masuk bagasi. Riza datang kemudian. Pipi masih terkena macet, jadi akhirnya kami check in duluan, dan jelas harus bayar bagasi, :D. 90.000 IDR untuk pembelian bagasi di bandara (15kg), kalo lewat web menjadi 60.000 IDR.

Pesawat penuh banget dengan wajah-wajah yang sangat excited karena mau liburan, ketemu juga dengan Feli ama suaminya yang mau honeymoon lagi ke Bali. Feli agak tergoda juga untuk ikutan kita ke Lombok, tapi karena kita langsung ke Sembalun, dia gak mau.

Di pesawat gak bisa tidur ternyata, jadinya baca majalah dan ngobrol aja.

Sampai di Ngurah Rai, nyari Kadek Sana yang jemput kita pake Elf 12 seats. Emma pengen makan panas dan berkuah, jadinya kita makan di Jl. Raya Tuban, ada berbagai macam makanan dengan porsi yang ternyata aduhai banyaknya, kita mpe ketawa-ketawa lihat emma yang pesen dua macam makanan dengan porsi besar kewalahan ngabisin pesenannya.

Rabu, 28 Juli 2010

Pukul 0100 WITA kita berangkat dari Tuban menuju Padang Bai, sampai Padang Bai ternyata sudah ada kapal yang mau berangkat. Kapalnya masih baru, kosong dan dinginnya AC membuat kita semua langsung tertidur di kursi panjang itu. Ketakutan akan calo-calo yang ada di pelabuhan Lembar membuat kita gak berani untuk turun kapal ketika pagi itu pukul 0800, kapal merapat. Alhamdulillah dari obrolan dengan seorang sales, kita diajak barengan naek angkot. Dan akhirnya kita charter angkot tersebut untuk nganterin kita ke Sembalun.

Pukul 1200 kita sampailah kita di desa Sembalun nan cantik, penuh dengan bunga-bunga disepanjang jalan. Makan, packing ulang, akhirnya jam 1400 WITA kita berangkat.

Pos Sembalun – Pos 2 Sembalun, 1400 – 1800: 4 jam


Bener-bener jalur yang indah, banyak bunga dan savana rumput yang luas. Emma drop di hari pertama ini karena malam selasa sebelum berangkat dia gak tidur sama sekali. Akhirnya kita memutuskan untuk ngecamp di Pos 2, setelah makan dan ganti baju, kita semua bener-bener tertidur dengan nyenyak, membalas kekurangan tidur malam sebelumnya.

Pos 2 Sembalun dibangun di suatu lembah yang terlindungi oleh bukit-bukit dan terdapat sumber air yang bisa digunakan pendaki untuk menambah persediaan airnya. Jadi udara tidak terlalu dingin karena tidak ada angin yang melewati lokasi ini.
Sayang sekali sampah dimana-mana, menyedihkan dan tentu saja menyebalkan.

Kamis, 29 Juli 2010

Pagi ini kami bangun dengan kondisi yang lebih bugar. Obrolan pagi dan sarapan membuat kami lebih bersemangat untuk menghadapi rute hari ini. Pagi itu tim clean up datang untuk membersihkan jalur.

Sebelum tahun 2010, clean up jalur Rinjani diadakan tiap minggu. Ketika kontrak bersama pihak asing habis di akhir tahun 2009, pihak Taman Nasional Gunung Rinjani tidak memperpanjang kontrak lagi. Hal ini berakibat dengan menumpuknya sampah di berbagai lokasi di jalur Sembalun maupun Senaru.

Ada uang, ada barang!

Harga tiket masuk Taman Nasional Gunung Rinjani

Sebelum 2010 2010
Wisatawan Asing 150.000 25.000
Wisatawan Domestik 25.000 2.500

Dari uang tiket masuk, sudah dibagi-bagi posnya buat apa aja. Tapi uang tersebut sama sekali gak membuat desa menjadi maju, jadi ketika akhirnya harga tiket masuk turun, para porter dan penduduk desa diam saja, karena selama ini mereka gak menikmati dari uang tiket tersebut.

Jadi pihak Taman Nasional Gunung Rinjani mengadakan clean up jalur setahun sekali, dan jatuhnya tepat hari ini ketika kita berada di Pos 2 Sembalun, kamu akan ketemu mereka lagi sampai 3 hari kedepan.

Ada kabar menyebutkan bahwa akan ada kontrak untuk clean up lagi dari pihak asing dalam waktu dekat ini, sehingga Taman Nasional Gunung Rinjani akan bersih lagi dari sampah.

Pertanyaan-pertanyaan yang muter-muter di otak :
1. Kenapa sampah2 itu tidak dibawa turun lagi?
2. Haruskah pihak luar yang peduli dengan Taman Nasional Gunung Rinjani kita?
3. Bule-bule itu bisa tidak mengubur kotorannya sekaligus dengan tissuenya?

Pos 2 Sembalun – Plawangan Sembalun, 0845 – 1600: 5 jam 15 menit


Jalur yang indah, berbukit-bukit, kata Mas Usman ada 7 bukit, masih berusaha ngitung pas awal-awal, tapi akhirnya males, hahaha... gak habis-habis....

Cuaca masih tetap bersahabat dengan kami. Langit sangat cerah, biru, dengan kabut yang sesekali datang untuk membuat badan kami tidak kepanasan.

Hari ini semua sehat dan semua semangat, alhamdulillah....


Sampai di Plawangan Sembalun, seperti biasa kami kelaparan, hahahaha.... Jadi Mas Umar dan Mas Usman segera mengambil air dan memasak. Kami mendirikan tenda. Pembagian tugas yang dari awal sudah kutetapin, karena selama dijalan, porter berjalan bersama kami, jadi nyampe di camp pun bareng.

Sunset yang indah dengan pemandangan Segara Anak kami nikmati sore itu, tapi angin cukup kencang, jadi setelah puas berfoto-foto dan bercerita sambil minum teh di depan tenda, kami masuk tenda.


Pukul 1900 kami sudah siap tidur, karena besok paginya harus summit attack, jadi kami harus tidur cepat. Tapi akibatnya, tidak ada satupun dari kami yang tidur enak malam itu. Kebiasaan tidur malam di Jakarta membuat kami tidak bisa memejamkan mata.

Jumat, 30 Juli 2010

Akhirnya dinihari itu tiba. Riza keluar tenda untuk membangunkan Mas Usman dan Mas Umar, tapi dia kembali ke tenda tanpa membangunkan mereka, kasihan katanya.. jadilah kami menunggu mereka bangun dengan sendirinya, jam 3 pagi mereka bangun.. dan akhirnya pukul 0400 kami siap berangkat.

Plawangan Sembalun – Puncak Rinjani, 0400 – 0830: 4,5 jam

Semeru gak ada apa-apanya dengan jalur ke puncak Rinjani ini. Serem oiiiii..... Setiap langkah kakiku, yang kulihat hanya sepatu Riza... Jalan pelan-pelan, berusaha menyemangati Riza yang mulai stress dengan medan yang ada di depan mata, terjal dan panjang, dan jalanan berpasir..

Emma mulai berjalan sendirian meninggalkan kita karena Riza lamban sekali.... dan akhirnya Puncak Rinjani 3726 DPL, bahagianyaaaaaaaaaaa......


Foto-foto jelas lah, dengan langit biru, dan segara anak, gunung baru jari keliatan jelas, semua semangat untuk bernarsis ria di puncak yang lebarnya Cuma beberapa meter persegi ini. Gunung Tambora, Gunung Agung, semua keliatan jelas... Oh indahnya.....

Puncak Rinjani – Plawangan Sembalun, 1000 – 1200: 2 jam

Perjalanan turun lebih menakutkan bagiku yang takut akan ketinggian ini. Untung sudah menemukan cara yang membuatku bisa berjalan berdiri (tanpa ngesot) di ketinggian ini. Aku nempel di belakang Riza, jadi yang kulihat hanya kerilku yang dibawa Riza. Tetep penuh perjuangan karena kadang-kadang Riza terlalu cepat sehingga aku ketinggalan.
Tapi semuanya akhirnya berlalu, tebing-tebing mengerikan itu akhirnya bisa kulalui juga..


Setelah makan siang yang menunya membuatku kecewa, akhirnya kita memutuskan langsung turun ke Segara Anak dan ngecamp disana.

Plawangan Sembalun – Segara Anak, 1500 – 1900: 4 jam

Jalan dengan sangat hati-hati, karena kaki dan badan dalam keadaan capek setelah berjalan seharian. Turunan seakan tidak habis-habis. Dengan sabar Mas Usman dan Mas Umar menemani kami yang sangat lamban kali ini.

Radio kali ini beritanya adalah ditemukannya pendaki yang meninggal di sebelah batu itu, di jalanan itu. Anggota tubuh yang berantakan dan berita-berita yang membuat kami semakin berhati-hati dan semakin lamban dalam bergerak.
Dasar Mas Usman dan Mas Umar, bukannya membuat kami nyaman dan yakin bisa melewati turunan menyeramkan ini, malah membuat kami jadi tambah deg-degan.

Sampai di Segara Anak sudah gelap, segera kami mencari lokasi mendirikan tenda, dapat lokasi ternyata di sebelah bivak para porter yang sedang clean up. Kami mendirikan tenda, porter memasak. Setelah ganti baju, kami segera makan malam, dan langsung tidur. Keinginan malam itu untuk berendam air panas segera padam karena kami sangat capek hari ini dan sangat mengantuk. Langit cerah dan bintang bertaburan.

Sabtu, 31 Juli 2010


Pagi yang indah untuk bermalas-malasan. Berjalan-jalan sepanjang danau, melihat orang memancing, memandang gunung baru jari yang mengeluarkan sedikit asapnya...

Akhirnya keinginan untuk makan ikan segara anak terwujud juga. Dikasih oleh Pai, pemancing yang Cuma pengen mancing.

Setelah makan dan masih malas-malasan, akhirnya Mas Umar mengajak kami ke sumber air panas, dengan janji kalo kami tak boleh berendam, akan membuat kita lemas. Pemandangan kearah sumber air panas ternyata indah sekali, kami dengan semangat foto-foto disana-sini. Mas Umar dengan sabar menunggu.

Pertama, nyemplungin kaki… Akhirnya nyemplungin badan, hahaha….dan disinilah memory card emma yang ada di kantong celanaku terjebak batu, :(.. Terima kasih Mas Umar dan Mas Usman… kalian sangat baek….

Setelah puas berendam, kami segera balik ke tenda dan packing.

Segara Anak – Pos 3 Senaru, 1200 – 1600: 4 jam


Indahnya berjalan di sepanjang danau, dan lebih indah lagi tanjakan ke Plawangan Senaru. Dengan langit yang biru, Segara Anak terlihat sangat jelas setiap kali kami berhenti untuk istirahat. Dan tiap-tiap kali, aku membutuhkan bantuan dari teman-teman untuk menjagaku dari ketakutan akan ketinggian, terima kasih semuanya....

Berhenti sejenak menikmati pemandangan yang sangat menakjubkan di Plawangan Senaru, ternyata masih tersisa nanas... horeeee.....

Turun menuju Pos 3 Senaru membutuhkan sedikit tenaga, karena aku sama Emma pake pantat, hahaha.... dan setelah melewati turunan, akhirnya jalan datar diantara taman yang indah, sayang dikotori oleh tissue disana-sini.

Pos 3 Senaru, akhirnya.... kali ini para cowok (porter dan Riza) yang mendirikan tenda kami, kami cewek-cewek tetep duduk-duduk di pendopo yang ada, hehehe.... Setelah tenda berdiri, ganti baju, sangat malas buat kami keluar tenda karena dinginnya malam. Malam terakhir, harus dinikmati kata Riza yang katanya sedang memandang bintang... Yang penting enak sekali pancake pisang bikinan Mas Usman dan Mas Umar!

Setelah kami semua makan, kami langsung masuk tenda dan menikmati malam terakhir dengan pijit-pijitan, hahaha.... akhirnya Mas Umar dan Mas Usman ikutan masuk tenda dan memijit kami semua. Dengan teriakan yang tertahan oleh sleepingbag/jaket yang kami gigit, sempurnalah malam itu... :D

Minggu, 1 Agustus 2010

Pagi ini kami bener-bener santai, menikmati pagi, hari terakhir kami di Rinjani, memandang monyet-monyet yang sangat banyak di pohon, melihat tingkah bule-bule yang ada... Kami satu-satunya tamu Indonesia yang di Pos 3 Senaru waktu itu...

Pos 3 Senaru – Rinjani Trekking Centre Senaru, 0900 – 1330: 4,5 jam


Perjalanan kali ini semua merasa dalam kondisi fit. Mungkin karena sudah dipijat malam sebelumnya. Aku senang Pipi bisa berlari waktu turun, jadi perjalanan menjadi agak cepat. Dengan semangat akan ketemu minuman dingin di gerbang Senaru, kami mulai berlari turun. Bekal nasi sudah kami kurangi waktu di Pos Extra, jadi kami agak lebih punya tenaga lagi untuk berlari.

Senangnya kami ketika sampai di Gerbang Senaru, setelah menikmati minuman dingin, kami berjalan lagi menuju RTC Senaru. Begitu sampai, aku langsung mencari mobil charteran mobil untuk ke Mataram.

Di Senaru inilah kami berpisah dengan porter-porter kami, Mas Umar dan Mas Usman. Terima kasih buat segalanya ya Mas....

Ucapan terima kasih kami tujukan untuk :
Allah, Yang Maha Segalanya... yang memberikan kami kesehatan dan birunya langit selama perjalanan ini....

1. Orang tua kami, dengan doanya..dan seluruh keluarga
2. Mas Umar dan Mas Usman, porter kami
3. Indonesia Bertindak
4. Indonesia Raya
5. ..dan teman-teman kami yang selalu mendoakan kami.

Kontak :
1. Mobil di Bali, Bandara Ngurah Rai – Pelabuhan Padang Bai
Kadek Sana, 0811399986, 300.000 IDR, ELF 12 seats
2. Charter dari Pelabuhan Lembar – Sembalun
Pak Uri, 081907039917 , 400.000 IDR, CARRY 6 seats
3. Porter, 100.000 IDR/hari, nganterin ke Puncak extra 100.000 IDR/porter
Sembalun, Mas Umar dan Mas Usman (kakak beradik), 081916319602
4. Rinjani Trekking Centre Sembalun
Mas Supri, 081805725754
5. Mobil di Lombok, Senaru – Mataram
Ferry, 081805777177, AVANZA, 300.000 IDR

Budget kami per orang 915.000 IDR, sudah termasuk :
1. Makan tengah malam di Tuban
2. Bandara Ngurah Rai – Pelabuhan Padang Bai
3. Kapal Ferry @31.000 IDR
4. Pelabuhan Lembar – Sembalun
5. Makan siang di Sembalun
6. Logistik total 700.000 buat berenam selama 5 hari, dibelanjain porter
7. Biaya porter : Mas Umar 500.000, Mas Usman 600.000, transport mereka 100.000
8. Senaru – Mataram
9. Makan malam Ayam Taliwang di Mataram
10. Taksi Mataram-Senggigi-Mataram-Hotel

Budget tidak termasuk :
1. Tiket Pesawat PP
2. Airport tax
3. Bagasi pesawat
4. Hotel Viktor 1 di Cakranegara, @80.000 IDR per room
5. Taksi ke bandara
6. Oleh-oleh

Menu di Rinjani :
Rabu malam : nasi, pecel kol dan wortel, telur ceplok, pisang goreng
Kamis pagi : nasi goreng
Kamis sore : nasi, sup, telur rebus
Jumat dinihari : nasi, oseng kol + suwir ayam
Jumat siang : nasi, mie rebus, pisang goreng
Jumat malam : nasi, sup, ayam goreng
Sabtu pagi : nasi, kornet goreng, ikan goreng, sambal
Sabtu malam : nasi, sop, telur rebus, pancake pisang
Minggu pagi : nasi, mie rebus plus sosis
Minggu siang : nasi goreng
Buah : nanas, apel, jeruk, pisang

CAST : UMI, PIPI, EMMA, RIZA